Merayakan 48 Tahun God Bless, Legenda Rock Indonesia
Para personel menumpahkan energinya selama konser serupa saat masih muda.
Oleh: Umi Nur Fadhilah
REPUBLIKA.CO.ID, Ucapan syukur selalu terucap kala perayaan ulang tahun grup musik God Bless ke-48. Tak hanya dari band rock yang terbentuk sejak 1973 itu, tetapi juga dari musisi lain, bahkan pemusik generasi muda.
Para musisi yang tampil dalam konser akbar "48 Tahun God Bless-Mulai Hari Ini" berharap karier mereka di industri musik bisa panjang sepanjang God Bless. Sederet musisi tampil membawakan lagu God Bless, serta berkolaborasi dengan band yang beranggotakan Ahmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman, dan Fajar Satritama itu.
Konser tersebut dimulai pukul 20.00 WIB pada Selasa, 31 Agustus 2021. Konser musik disiarkan lewat platform www.rockinlilo.live, dan dihadiri sejumlah undangan terbatas langsung di ICE BSD, Tangerang, Banten.
Selama 48 tahun, God Bless melahirkan tujuh album dan mengalami pasang surut pergantian anggota, total ada 22 personel. Namun, God Bless selalu menemukan kembali rumahnya.
Penampilan tribute untuk God Bless dibawakan Isyana Sarasvati, FourTwnty, Danilla Riyadi, Teza Sumendra, Kamila, serta Dul Jaelani & Tissa Biani. Kemudian, penampilan kolaborasi antarmusisi Andi/rif, Sandy Andarusman, Eet Sjahranie, Adi Adrian, Ivanka Slank, Roy Jeconiah, Fadly Padi, Cella, Karis DeadSquad, Krisna Prameswara, Stevi Item. Ada juga penampilan dari DeadSquad ft Krisyanto Jamrud dan Eben & Agung Burgerkill.
Teza yang membawakan “Gadis Binal” mengungkapkan alasannya membawakan lagu itu dihadapan God Bless. “Saya tumbuh dengan (aliran musik) funky, makanya saya ingin membawakan ini (‘Gadis Binal’),” kata Teza dalam acara itu.
Selama konser, pembawa acara, seperti Coki Pardede, Kikan, Azizah Hanum, Tantri Syalindri, Tretan Muslim, dan Eddi Brokoli secara khusus menyoroti album God Bless sejak 1973 hingga 2021. God Bless tampil untuk pertama kalinya di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.
Bicara tentang 1970-an memang merupakan tahun kemunculan God Bless di industri musik dan juga dunia rekaman Indonesia. Satu konser musik besar yang mereka ikuti festival Suasana Meriah Menjelang Kemerdekaan ke-28 Republik Indonesia. Pada 1975, mereka merilis album pertama yang diberi judul namanya sendiri, atau self-title God Bless.
Kemudian, tiga album berhasil lahir pada era 1980-an. Album Cermin lahir 1980. Ini bentuk protes terhadap industri musik yang kala itu didominasi musik pop.
Dengan aransemen yang terkesan lebih rumit, skill yang mumpuni yang dipertontonkan personelnya, lagu-lagunya pun menjadi barometer band rock pada masa itu. Album ini banyak dinilai sebagai album God Bless paling idealis, terbaik, dan matang secara musikalitas. Bahkan, beberapa menyebutnya album ini terlalu cepat lahir, belum waktunya pada zaman itu.
Delapan tahun kemudian, lahir album Semut Hitam yang langsung meledak di pasaran. Album ini meledak di pasaran, kental dengan pengaruh musik hard rock dan heavy metal, serta berhasil menjadi album God Bless terlaris.
Album ini banyak menginspirasi musisi generasi muda hingga hari ini. Pada tahun selanjutnya, God Bless merilis album keempat Raksasa. Pada masa ini, permainan musik God Bless dinilai lebih agresif dengan kehadiran Eet Sjahranie menggantikan Ian Antono. Itu satu era, sekali yang paling produktif untuk God Bless.
Pada 1990-an, God Bless lama vakum. Pada 1997, mereka kembali berkumpul dan berkarya. Reuni ini menghasilkan sebuah album, yang kemudian diberi judul Apa Kabar. Satu-satunya album God Bless dengan formasi dua gitar, yaitu Ian Anton dan Eet Sjahranie. Di era ini juga pernah ada sebuah proyek yang bernama Gong 2000. Uniknya, band dengan genre ethnic rock itu memiliki personel, yang sebenarnya sebagian besar, merupakan personel God Bless.
God Bless mulai tampil pukul 21.30 WIB, dengan membawakan lagu enerjik “Musisi” ciptaan Donny Fattah. God Bless berkolaborasi dengan sejumlah gitaris penampil di konser akbar, seperti Eben, Tepi, Karis, Cella, Agung, Erza.
Sang vokalis Ahmad Albar mengungkapkan kegembiraannya bisa kembali bekerja, dan bertatap muka dengan penonton terbatas di acara konser akbar God Bless.
“Mungkin (konser) ini satu titik terang bagi para musisi yang nanti akan semangat bekerja, kreativitas lagi, dan menghidupkan musik Indonesia,” ujar penyanyi yang akrab disapa Iyek itu.
Kemudian, God Bless berkolaborasi dengan Roy Jeconiah membawakan lagu “Kehidupan” ciptaan Yockie Suryo Prayogo dan Donny Fattah. Kemudian, lagu “Cermin” dibawakan God Bless bersama Isyana. Iyek memuji Isyana sebagai musisi muda yang memiliki bakat luar biasa, jenius, dan mampu memainkan beberapa alat musik.
Selanjutnya, God Bless membawakan lagu “Semut Hitam”. Bagi Iyek, semut adalah hewan yang begitu toleransi, sangat bergotong royong, mampu bekerja sama, bersahabat, tak ada pertentangan, mencari makan, lalu pulang.
“Kadang saya melamun, ‘Kapan manusia bisa seperti semut?’ Lagu ini diciptakan Donny Fattah dan Yockie Suryoprayogo,” kata Iyek.
Hampir dua tahun tak tampil di atas panggung, nyatanya tidak menyurutkan semangat sang legenda musik rock. Para personel menumpahkan energinya selama konser serupa saat masih muda. Iyek tampak lincah menguasai panggung saat bernyayi.
Penyanyi berusia 75 tahun itu menunjukkan vokalnya yang tetap merdu menyanyikan lagu-lagu God Bless. Sesekali dia juga berkomunikasi dengan penonton terbatas, dan pemirsa virtual.
Ian Antono juga menumpahkan kerinduannya bermain gitar di atas panggung. Dia larut dalam lagu-lagu God Bless. Ian dan teman-temannya sukses menghadirkan atmosfer rock khas God Bless.
Donny sukses memukau penonton dengan cabikan bas gitarnya. Donny juga menjadi backing vokal untuk beberapa lagu God Bless. Musisi serbabisa, Abadi Soesman, sangat menguasai dua piano di hadapannya. Dia menunjukkan kelincahannya memainkan tuts piano. Fajar menggebuk drum, yang melengkapi atmosfer rock konser akbar itu.
Dengan mengenakan kaca mata hitam, Fajar sangat menguasai medannya di belakang drum. Meskipun bertema konser daring, God Bless tampil seperti saat konser tatap muka. Terlebih dukungan pencahayaan dan panggung yang megah.
Menonton pencapaian God Bless, rasanya tidak lengkap tanpa menampilkan penghargaan khusus yang diberikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), beberapa waktu lalu. Apresiasi diberikan atas pencapaian dan prestasi God Bless dari masa ke masa, terutama sebagai pionir musik rock di Indonesia.
“God Bless sangat menghargai penghargaan yang diberikan pemerintah. Ini kejadian langka, karena dari dulu belum ada grup rock yang menerima penghargaan seperti ini,” ujar Iyek.
Menurut dia, God Bless berharap penghargaan itu bisa memajukan masa depan musik Indonesia. Iyek mempersembahkan penghargaan itu kepada keluarga besar God Bless, komunitas, dan penggemar.
“Semoga ini bisa menjadi spirit generasi berikutnya. Saya yakin dengan penghargaan dari presiden ini akan menjadi hikmah luar biasa untuk masa depan, entah itu presiden berikutnya, bsa memberi perhatian penuh untuk kesenian,” kata Iyek.
Selain itu, Iyek juga memberi penghargaan kepada anggota yang telah dan pernah bergabung dengan God Bless, ada 22 personil sejak 1973. “Kami bersyukur sekali masih bisa tampil dan jumpa dengan Anda semua. Semoga ini akan mambawa berkah bagi masa depan musik Indonesia. Saya sangat menghargai ke-22 anggota God Bless,” ujar Iyek.
Apa rencana perayaan setengah abad God Bless? Iyek berharap grupnya tetap rock and roll. Kemudian, God Bless menutup konser dengan karya baru “Mulai Hari Ini”, serta penampilan puncak bersama para artis “Rumah Kita”.