Mengenal Bahaya Sabu, Narkoba yang Dipakai Coki Pardede

Coki Pardede ditangkap saat masih dalam pengaruh narkoba.

dok. Lapas Jelekong
Barang bukti narkotika jenis sabu dan ganja sintetis atau tembakau gorila yang berhasil diamankan dari pengunjung Lapas Narkotika Jelekong, Kabupaten Bandung. Barang tersebut hendak diselundupkan dengan modus diselipkan di kue kering.
Rep: Rr Laeny Sulistyowati Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang komika Coki Pardede ditangkap polisi pada Rabu (1/9) malam di kediamannya terkait dengan penyalahgunaan narkotika jenis sabu. Saat ditangkap polisi Coki masih dalam pengaruh narkoba. Dokter spesialis penyakit dalam Eka Ginanjar menjelaskan bahaya sabu jika dikonsumsi tubuh awalnya menyebabkan ketagihan dan dalam jangka panjang menimbulkan kerusakan organ tubuh, otak, psikis, hingga kematian.

Baca Juga


"Yang pasti membuat efek ketagihan dan membuat seperti terus senang. Inilah yang membuat efek ketagihan, kemudian lama-kelamaan akan merusak liver, jantung, dan organ tubuh lainnya," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (2/9).

Selain itu, sabu juga merusak psikis hingga otak pemakainya. Dokter Eka mengakui jika narkoba itu dikonsumsi hanya sekali dua kali memang tidak langsung merusak organ tubuh.

Yang jelas, kata dia, setelah mengkonsumai sabu kemudian akan ketagihan. Jika terus-terusan dipakai maka lama kelamaan jadi kecanduan dan kemudian merusak organ-organ tubuh. Tak hanya itu, dia menambahkan, narkoba juga mengubah perilaku, pola pikir, sampai otak pemakainya.

"Semakin banyak konsumsi narkoba itu maka semakin cepat merusak tubuh. Kalau jarang-jarang atau sedikit-sedikit memang agak lama, makanya ada efek candu yang membuat ingin terus konsumsi terus menerus," katanya.

Baca juga : 'Raja OTT' Ingatkan Jokowi Peran 57 Pegawai tak Lulus TWK

Kemudian, dia melanjutkan, barang haram itu lama-kelamaan bisa mempengaruhi fungsi liver, hati, jantung, otak hingga mempengaruhi perilaku. Kalau terus menerus konsumsi dan tidak dikontrol, dia melanjutkan, maka organ tubuh jadi rusak. 

"Kemudian lama-kelamaan bisa menyebabkan kematian," kata pria yang juga menjabat sebagai Sekjen Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tersebut.

Kemudian kalau sudah menjadi pecandu dan ingin berhenti konsumsi, ia menilai yang jelas progresivitas ke kerusakan organ tubuh tidak berlanjut. Bahkan, organ dalam tubuh tidak menutup kemungkinan tidak mengalami rusak permanen karena ada kemampuan restorasi atau memperbaiki. 

"Jadi, jangan pernah coba narkoba apa pun termasuk sabu," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler