3.000 Nakes di Prancis Kena Skors Gara-Gara Belum Vaksinasi

Prancis adalah salah satu negara yang cukup skeptis saat kampanye vaksin diluncurkan

EPA-EFE/THOMAS SAMSON / POOL MAXPPP OU
Masyarakat mengantre untuk divaksin di Stade de France, Saint-Denis, di luar Paris, Prancis, pada April 2021.
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sekitar 3.000 petugas kesehatan di Prancis diskors karena belum divaksinasi Covid-19. Sebuah aturan baru, yang mulai berlaku pada hari Rabu (15/9), menyatakan vaksinasi wajib bagi 2,7 juta staf kesehatan, rumah perawatan, dan layanan pemadam kebakaran di negara itu.

Baca Juga


Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan pada hari Kamis (16/9) bahwa sebagian besar penangguhan hanya bersifat sementara. Aturan itu berlaku untuk semua dokter, perawat, staf kantor, dan sukarelawan.
 
"Banyak yang sekarang setuju untuk divaksin karena mereka melihat bahwa mandat vaksinasi adalah kenyataan," kata Veran dilansir di BBC, Kamis (16/9).
 
Presiden Emmanuel Macron pertama kali memberi pemberitahuan kepada pekerja tentang perubahan aturan pada 12 Juli. Ia memperingatkan mereka bahwa mereka perlu mendapatkan setidaknya satu suntikan pada 15 September atau mengundurkan diri dari pekerjaan mereka.
 
"Saya menyadari apa yang saya minta dari Anda, dan saya tahu bahwa Anda siap untuk komitmen ini, ini adalah bagian dari rasa kewajiban Anda," katanya saat itu.
 
 
Dengan mandat yang sekarang ada, dan ribuan orang masih menolak untuk mendapatkan vaksin, ada kekhawatiran akan terganggunya layanan kesehatan. Hanya di satu rumah sakit di Nice di Prancis selatan, misalnya, hampir 450 pekerja telah diskors. Ini memicu protes di luar gedung.
 
Di kota selatan lainnya, Montélimar, satu rumah sakit mengkonfirmasi bahwa mereka telah mulai membatalkan operasi yang tidak mendesak karena kekurangan ahli anestesi yang divaksinasi.
 
"Kita harus menjaga orang-orang ini tetap bekerja sampai mereka digantikan," kata Christophe Prudhomme, dokter darurat dan anggota parlemen sayap kiri.

 
Véran menjamin pada hari Kamis bahwa kelangsungan, keamanan dan kualitas perawatan di semua rumah sakit dan fasilitas mediko-sosial, meskipun beberapa layanan, seperti pemindaian MRI, terkena dampak untuk beberapa jam.
 
Dia menambahkan bahwa penangguhan terutama mempengaruhi staf pendukung, dan beberapa dokter. 
 
Skeptis
 
Ketika vaksin pertama kali diluncurkan secara global, Prancis adalah salah satu negara yang paling skeptis terhadap vaksin di dunia. Kemudian, sekitar 40 persen orang yang memenuhi syarat mengatakan mereka berencana untuk diimunisasi, menurut sebuah survei oleh Ipsos. 
 
Pada saat yang sama penelitian dari BBC Monitoring menemukan bahwa jumlah pengikut halaman berbahasa Prancis yang berbagi konten anti-vaksin tumbuh pada tahun 2020, dari 3,2 juta menjadi hampir 4,1.
 
 
Namun, sejak diperkenalkannya 'health pass' Covid pada bulan Juli, Prancis telah menjadi salah satu negara yang paling banyak divaksinasi di dunia. Hampir 90 persen dari semua orang dewasa sekarang memiliki setidaknya satu suntikan. Prancis juga telah mulai memvaksinasi anak-anak berusia 12 tahun ke atas, dan memberikan suntikan booster kepada orang-orang yang rentan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler