Jabar Fokus Kembangkan Teknologi Inklusif
Potensi alam Jabar beragam dan dapat terus dikembangkan melalui sentuhan teknologi
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Provinsi Jawa Barat (Jabar) memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan industri digital. Selain jumlah penduduk yang hampir mencapai 50 juta jiwa, potensi alam Jabar sangat beragam dan dapat terus dikembangkan melalui sentuhan teknologi.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun intens melakukan Roadshow Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital di Jabar. Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar Setiaji, dengan jumlah desa yang mencapai 5.312 dan 600 lebih kelurahan, Jawa Barat saat ini fokus mengembangkan teknologi inklusif. Artinya, bukan hanya diakses masyarakat kota tapi masyarakat desa.
“Bagaimana teknologi bisa meningkatkan taraf hidup mereka yang ada di desa. Kami punya program desa digital, yang kami kemas ke dalam tematik pertanian, pariwisata, peternakan, perikanan, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lain-lain,” ujar Setiaji, Senin (20/9).
“Nah, semua bisa mengambil potensi di sana, karena menurut riset penduduk nanti akan banyak tinggal di kota. Kita punya keinginan bagaimana penduduk banyak tinggal di desa tetapi rezeki kota,” imbuh Setiaji.
Setiaji mengatakan, dengan teknologi Jabar dapat menghadirkan apa yang sebelumnya sulit dilakukan. Ia mencontohkan masyarakat bisa bekerja di mana saja kapan saja.
Kemudian, kata dia, dengan teknologi masyarakat desa dapat menjangkau layanan dokter spesialis melalui pelayanan kesehatan telemedicine atau konsultasi jarak jauh. Melalui teknologi pula petani dapat mengetahui nutrisi tepat bagi tanaman atau memilih pupuk yang cocok agar tidak merusak unsur tanah.
“Lalu bagaimana bloger-bloger atau youtuber dari desa dengan potensi desanya bisa memberikan informasi menarik. Sekarang orang sudah bosan menjual konten perkotaan,” katanya.
“Sekarang waktunya kita semua bagaimana menerapkan teknologi ini untuk bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tinggal didesa,” imbuhnya.
Koordinator Startup Digital Kominfo RI Sonny Hendra Sudaryana mengatakan,
Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital, merupakan gerakan gotong royong yang berfokus pada pengembangan ide dan inovasi masyarakat.
“Gerakan ini adalah gerakan gotong royong yang hadir, sebagai langkah pertama untuk masyarakat yang ingin menjalankan startup. Ini bukan ajang perlombaan, melainkan pembinaan," kata Sonny.
Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital, kata dia, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menggerakkan ekosistem digital di Indonesia. Gerakan ini hadir untuk menginisiasikan perubahan agar bisa terkoneksi. Kominfo sudah berpartner dengan lebih dari 300 penggerak di berbagai sektor, dan sudah melahirkan lebih dari 1.200 startup.
“Mari berhenti bermimpi dan mulai beraksi, saya mengajak anak-anak Cimahi untuk mulai mengambil peran. Mari kita dukung terus gerakan ini. Semoga dengan ini bisa membuat Indonesia lebih maju lagi," katanya.
Antusiasme masyarakat Cimahi sangat tinggi. Itu dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul di sesi keynote speaker dan diskusi panel. Mereka berharap dapat terjadi kolaborasi yang kuat di antara para pelaku ekonomi digital di Kota Cimahi.
Plt Wali Kota Cimahi Ngatiyana menyambut baik dan mendukung penuh Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital. Sebab, gerakan tersebut dinilai dapat meningkatkan ekonomi digital serta memajukan inovasi sekaligus kreativitas digital di Bandung Raya, khususnya Kota Cimahi.
"Kolaborasi ini merupakan bentuk dukungan pemerintah untuk memajukan inovasi dan kreativitas yang menjadi pilar Kota Cimahi yang lebih maju, berinovasi dan kreatif,” kata Ngatiyana.
"Terima kasih kepada Bapak Menteri Kominfo RI beserta jajaran yang telah memilih Kota Cimahi dalam kegiatan roadshow yang diadakan Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital,” imbuhnya.
Ngatiyana optimistis Kota Cimahi dapat melahirkan startup yang mampu bersaing di level internasional sekaligus meningkatkan perekonomian daerah. Selain itu, ia menuturkan bahwa kolaborasi menjadi faktor utama untuk memulihkan perekonomian Indonesia yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.