Sekolah New York Jalankan Tes Covid-19 Acak Tiap Pekan

New York juga ubah aturan karantina bagi siswa yang ada kontak dengan positif Covid.

AP
New York, AS mensyaratkan guru harus sudah menerima setidaknya dosis pertama vaksin Covid-19 dan akan melakukan tes Covid-19 acak setiap pekan di sekolah.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- New York City, Amerika Serikat akan mulai memberlakukan tes Covid-19 acak setiap pekan terhadap siswa yang tidak divaksinasi di distrik sekolah terbesar di negara bagian itu. Ini merupakan upaya untuk lebih cepat menemukan penyakit wabah tersebut di ruang kelas.

Wali Kota New York City, Bill de Blasio, membuat pengumuman itu sehari setelah serikat guru kota mengirimkannya surat yang menyerukan agar frekuensi pengujian diganti dari setiap dua pekan menjadi setiap pekan. Ia juga mengumumkan perubahan aturan karantina untuk bersekolah.

Baca Juga


Anak-anak yang belum divaksinasi tidak lagi harus menjalani karantina di rumah andaikan mereka bermasker dan menjaga jarak setidaknya enam meter dari orang lain yang positif Covid-19. De Blasio mengatakan, perubahan itu mengikuti pedoman CDC dan akan menjaga siswa dari kehilangan waktu belajar di kelas yang penting.

Perubahan terjadi setelah pekan penuh tahun ajaran pertama di mana hampir 900 ruang kelas ditutup seluruhnya, atau sekitar sebagian dari 1.876 sekolah di kota itu, karena banyaknya laporan kasus positif Covid-19. Aturan baru mulai berlaku pada 27 September.

Hari itu juga merupakan batas waktu bagi guru dan staf sekolah untuk mendapatkan setidaknya dosi pertama vaksin Covid di bawah mandat sekolah di seluruh kota. The United Federation of Teachers, yang juga serikat yang mewakili sekitar 75 ribu guru Kota New York, memuji keputusan wali kota untuk menerapkan pengujian pekanan itu.

Hanya saja, mereka tidak setuju dengan keputusan untuk membatasi siswa mana yang perlu dikarantina. Presiden serikat pekerja itu, Michael Mulgrew, menyebut bahwa keputusan itu diambil dengan pertimbangan yang buruk, karena anak-anak tidak selalu menjaga jarak dan memakai masker dengan benar sepanjang hari.

Mandat kota agar guru dan staf divaksinasi, relatif jarang di Amerika Serikat. Tetapi beberapa negara bagian dan distrik lain telah memberlakukan aturan yang mewajibkan vaksin atau tes pekanan.

Tidak seperti distrik sekolah lainnya, New York City tidak menawarkan pengajaran jarak jauh pada tahun ajaran ini. Hal itu berlangsung meskipun ada kekhawatiran tentang varian delta untuk menyebar lagi.

De Blasio mengatakan, anak-anak perlu kembali bersekolah untuk kesehatan mental dan fisik serta perkembangan sosial mereka. New York juga mewajibkan vaksinasi untuk atlet pelajar dan pelatih dalam olahraga berisiko tinggi, seperti sepak bola, bola basket, dan gulat.

De Blasio mengatakan bahwa dia belum mempertimbangkan persyaratan vaksin yang lebih luas untuk semua siswa yang memenuhi syarat. Sementara itu, Pfizer mengumumkan bahwa vaksinnya aman untuk anak-anak usia 5-11 tahun,dan akan meminta otorisasi AS untuk kelompok usia tersebut.

"Tujuannya adalah untuk menyekolahkan anak-anak kita di masa mendatang. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menyambut semua anak sambil terus bekerja dalam meningkatkan tingkat vaksinasi,” katanya.

“Saya tidak ingin melihat anak-anak dikucilkan. Saya ingin mengajak anak-anak masuk sekolah dan kemudian terus bekerja untuk membuat mereka divaksinasi,” tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler