Presiden Jokowi Gaungkan Harapan di Sidang PBB
Harapan akan dapat dipenuhi jika diskriminasi dan politisasi pandemi dihentikan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) secara virtual, Kamis (23/9) pagi WIB. Dalam pidatonya, Jokowi menggaungkan harapan untuk isu-isu yang menjadi sorotan dunia, utamanya pandemi yang melanda dunia hampir dua tahun.
"Presiden mengajak dunia melakukan empat hal secara bersama, pertama kita harus dapat memberikan harapan kepada masyarakat bahwa pandemi akan dapat tertangani," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam briefing virtual usai pidato Presiden, Kamis.
Retno mengatakan, Jokowi sengaja menitikberatkan kata kunci harapan, sebab ini sangat penting artinya bagi dunia. Harapan juga menjadi satu tema dari SMU ke-76 PBB. Harapan itu, ujar dia, akan dapat dipenuhi jika diskriminasi dan politisasi pandemi dihentikan, dan gap vaksin global harus dapat dipersempit. "Oleh karenanya, arsitektur ketahanan kesehatan global harus ditata ulang," ujar Retno.
Selain itu, Retno menyampaikan, bahwa Presiden dalam pidatonya menegaskan diperlukan mekanisme baru agar penggalangan sumber daya kesehatan global, baik yang berupa pendanaan, vaksin, dan lain sebagainya dapat cepat dan merata dilakukan.
Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya pemulihan ekonomi pascapandemi yang dapat dilakukan melalui kerja sama dan saling membantu antarnegara. Dalam hal ini pun, Indonesia membuka pintu bagi investasi yang berkualitas, yakni investasi yang membuka lapangan kerja, mendorong transfer teknologi, meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dan berkelanjutan.
"Selain itu, Presiden menyampaikan komitmen terhadap ketahanan iklim, pembangunan rendah karbon, dan teknologi hijau," kata Retno.
Terakhir, Presiden Jokowi menekankan pentingnya dunia untuk fokus melawan intoleransi, konflik, terorisme, dan perang. Secara khusus, presiden memberikan perhatian terhadap hak-hak perempuan di Afghanistan, kemerdekaan Palestina, dn krisi politik di Myanmar.
Tema Sidang Majelis Umum PBB tahun ini adalah “Building resilience through hope - to recover from Covid-19, rebuild sustainably, respond to the needs of the planet, respect the rights of the people, and revitalize the United Nations”. Tema ini menggambarkan tantangan yang masih dihadapi dunia saat ini, dari Covid-19 hingga perubahan iklim, dari kemiskinan yang semakin dalam akibat pandemi hingga masih terjadinya konflik di berbagai belahan dunia.
Sebanyak 195 negara berpartisipasi dalam High Level Week Sidang Majelis Umum ke-76 PBB. Sebanyak 107 di antaranya berpartisipasi pada tingkat kepala negara, baik yang hadir maupun yang menyampaikan pernyataan secara virtual. Dari ASEAN, hampir semua pemimpin menyampaikan pernyataan secara virtual, kecuali presiden Vietnam.