Studi: Konsumsi Lemak Susu Turunkan Risiko Sakit Jantung

Asupan lemak dan hubungannya dengan kesehatan jantung lebih kompleks.

www.freepik.com.
Asupan lemak dan hubungannya dengan kesehatan jantung lebih kompleks.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menemukan bahwa konsumsi lemak susu yang tinggi bisa membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular atau jantung. Studi ini sekaligus mengubah gagasan umum yang menyatakan bahwa produk susu full cream atau full fat harus dihindari.

Sebuah tim ilmuwan internasional mempelajari konsumsi lemak susu pada 4.150 orang berusia 60 tahun di Swedia, sebuah negara dengan salah satu tingkat produksi dan konsumsi susu tertinggi di dunia. Peneliti mengukur kadar asam lemak tertentu dalam darah yang sebagian besar ditemukan dalam makanan olahan susu.

Para ilmuwan kemudian mempelajari kelompok tersebut selama rata-rata 16 tahun, mencatat berapa banyak yang mengalami serangan jantung, stroke, dan kondisi kardiovaskular lainnya. Para peneliti secara statistik menyesuaikan dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya yang diketahui termasuk usia, pendapatan, gaya hidup, kebiasaan makan, dan penyakit lainnya.

Tim kemudian menggabungkan hasil dari Swedia dengan penelitian lain yang melibatkan total hampir 43.000 orang dari AS, Denmark dan Inggris, dan mengkonfirmasi temuannya. Mereka menemukan bahwa peserta yang memiliki kadar asam lemak susu tinggi paling rendah risiko terkena penyakit kardiovaskular. Para peneliti juga menemukan bahwa asupan lemak susu yang lebih tinggi tidak terkait dengan peningkatan risiko kematian.

“Meskipun temuan ini mungkin sebagian dipengaruhi oleh faktor-faktor selain lemak susu, penelitian kami tidak menunjukkan bahaya apa pun dari lemak susu itu sendiri,” kata peneliti senior di George Institute for Global Health di Sydney, Matti Marklund, seperti dilansir dari The Quint, Jumat (24/9).

Peneliti lainnya dari George Institute for Global Health, Dr Kathy Trieu, mengatakan bahwa asupan lemak dan hubungannya dengan kesehatan jantung lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya.

“Ada semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa jenis lemak makanan, atau sumber lemak makanan, sebenarnya lebih penting daripada jumlah lemaknya,” kata dia.

Menurut dia, ketika konsumen hendak membeli susu kurang penting memilih opsi rendah. Ia lebih menyarankan agar konsumen menghindari produk dengan tambahan gula atau natrium.

Salah satu batasan penelitian ini adalah bahwa biomarker darah peserta hanya diukur sekali pada awal penelitian, mencerminkan asupan lemak makanan mereka pada titik waktu tertentu. Karena itulah peneliti menyebut perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami manfaat keseluruhan dari lemak susu.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler