Kena Diabetes, Waspadai Hiperglikemia

Hiperglikemia yang tak diobati bisa picu terjadinya ketoasidosis diabetik.

Pixabay
Pemeriksaan gula darah secara mandiri oleh pengidap diabetes. Diabetesi perlu mewaspadai terjadinya hiperglikemia.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hiperglikemia merupakan sebuah kondisi di mana kadar gula darah mengalami peningkatan. Hiperglikemia umumnya terhadi pada pasien diabetes, namun dalam beberapa kasus kondisi ini juga bisa dipicu oleh stres dan efek samping obat steroid.

Seseorang dapat dikatakan mengalami hiperglikemia bila kadar gula darahnya sebesar 130 mg/dL atau lebih sebelum makan atau setelah tidak makan selama beberapa jam. Pada kondisi setelah makan, seseorang bisa dikatakan mengalami hiperglikemia bila memiliki kadar gula darah di atas 180 mg/dL.

Sebagai perbandingan, kadar gula darah yang normal umumnya berkisar di antara 80-130 mg/dL. Untuk mengatasi hiperglikemia, ada tiga hal penting yang perlu diketahui. Berikut ini adalah ketiga hal tersebut, seperti dikutip dari Insider, Sabtu (25/9).

Mengenali tanda dan gejala
Gejala hiperglikemia yang paling umum adalah peningkatan rasa haus, keinginan untuk minum muncul lebih sering, frekuensi berkemih meningkat, pandangan kabur, dan penurunan berat badan. Akan tetapi, gejala seringkali baru muncul ketika kadar gula darah sudah meningkat di atas 200 mg/dL.

Baca Juga


Oleh karena itu, tes darah perlu dilakukan untuk memastikan kondisi hiperglikemia. Hiperglikemia yang tak diobati dapat memicu terjadinya ketoasidosis diabetik. Kondisi ini paling umum terjadi pada orang dengan diabetes tipe 1.

Ketoasidosis diabetik terjadi ketika tubuh tak mampu memecah gula secara baik untuk menjadi energi, sehingga tubuh memecah lemak. Kondisi ini secara alami akan melepas asam ke dalam darah. Karena tubuh tak bisa membersihkan asam dengan cukup cepat, keberadaan asam ini bisa beracun di dalam darah.

Ketoasidosis diabetik merupakan sebuah kedaruratan medis. Orang yang mengalami gejala ketoasidosis diabetik, khususnya bila memiliki diabetes, perlu dibawa ke unit gawat darurat. Gejala-gejala yang patut diwaspadai adalah mual, lelah, sesak napas, mulut kering, nyeri perut.

Mengetahui penyebab
Hiperglikemia bisa disebabkan oleh diabetes tipe 1 atau 2. Akan tetapi, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penyebab lainnya, seperti stres atau penggunaan obat steroid.

Pada diabetes, hiperglikemia bisa terjadi karena tubuh tidak mampu memproses kadar gula darah secara efektif. Karena tubuh tak bisa memecah gula tersebut, gula akan menumpuk di aliran darah dan memicu peningkatan kadar gula darah.

Ada beberapa hal yang dapat memicu hiperglikemia pada penderita diabetes. Sebagian di antaranya adalah makan terlalu banyak, kurang berolahraga, menggunakan insulin atau obat lebih sedikit dari kebutuhan, stres atau penyakit, dan fenomena subuh.

Fenomena subuh merupakan kondisi di mana terjadi peningkatan hormon di awal pagi yang menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Orang yang tak menderita diabetes juga bisa mengalami hiperglikemia.

Pada kelompok seperti ini, stres mungkin menjadi penyebab hiperglikemianya. Hiperglikemia yang disebabkan oleh stres dikenal sebagai hiperglikemia stres.

Seperti diketahui, stres dapat menyebabkan resistensi insulin atau sebuah kodisi di mana tubuh tak menggunakan insulin secara efektif. Di saat yang sama, hormon stres, yaitu kortisol, akan memicu pelepasan glukosa hati atau glukosa yang disimpan di hati.

Kondisi tersebut juga dapat semakin meningkatkan kadar gula darah. Kondisi hiperglikemia stres bisa terjadi pada situasi medis yang akut. Sebagai contoh, infeksi atau serangan jantung menurut dokter Jordan Messler MD dari kelompk Morton Plant Hospitalist.

Sedangkan terkait penggunaan steroid, hiperglikemia dapat terjadi pada 46 persen tanpa diabetes yang menggunakan obat ini. Akan tetapi, hiperglikemia yang terjadi biasanya akan berhenti ketika penggunaan obat steroid disetop.

Seperti halnya stres, steroid dapat memicu hiperglikemia karena menyebabkan pelepasan glukosa hati dan meningkatkan resistensi insulin pada orang yang tak memiliki diabetes.

Mendapatkan pengobatan tepat
Tujuan dalam pengobatan hiperglikemia adalah menurunkan kadar gula darah. Pada pengidap diabetes, hal ini bisa dilakukan dengan menyesuaikan dosis insulin atau obat dan perubahan pola hidup seperti memperbaiki pengaturan pola makan serta rutin berolahraga.

Pada kasus yang dipicu stres atau obat steroid, hiperglikemia bisa membaik dengan sendirinya. Hiperglikemia akan terhenti ketika stres sudah diatasi atau pada kurun waktu empat hingga enam jam setelah obat steroid tak lagi digunakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler