Booster Vaksin Disebut Efektif Lawan Varian Delta
Beberapa menunjukkan 'booster' vaksin dianggap ampuh lawan varian Delta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian Delta SARS-CoV-2 lebih menular daripada varian Covid-19 yang sudah ada sebelumnya. Varian delta juga dengan cepat menjadi dominan di beberapa negara, termasuk India dan Inggris. Beberapa laporan menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 yang ada mungkin kurang efektif dalam mencegah infeksi Delta. Lantas, apakah suntikan booster tambahan juga dapat membantu?
Prof Sir Andrew Pollard, kepala Oxford Vaccine Group, yang telah ikut mengembangkan vaksin Oxford-AstraZeneca, mengatakan bahwa varian Delta yang sangat menular. Dengan kondisi ini, Pollard menilai pencapaian herd immunity menjadi tidak mungkin.
“Varian Delta masih akan menginfeksi orang yang sudah divaksinasi, dan itu berarti bahwa siapa pun yang masih belum divaksinasi pada suatu saat akan terkena virus dan kami tidak memiliki apa pun yang akan sepenuhnya menghentikan penularan itu,” katanya kepada The Guardian, dilansir Medical News Today, Ahad (26/9).
Selain itu, data terbaru juga menunjukkan kekebalan yang diberikan oleh vaksin Covid-19 memudar secara signifikan dari waktu ke waktu. Hal itu juga berarti bahwa individu yang divaksinasi menjadi lebih rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2. Namun, beberapa ilmuwan dan perusahaan farmasi berpendapat bahwa suntikan booster tambahan dari beberapa vaksin Covid-19 efektif mencegah varian Delta.
Data awal menunjukkan efektivitas booster
Data yang dipublikasikan tentang efektivitas booster vaksin Covid-19 terhadap varian Delta belum tersedia. Beberapa perusahaan farmasi yang memproduksi dan mendistribusikan vaksin Covid-19 telah mengumumkan bahwa uji klinis baru-baru ini mendukung perspektif ini.
Menurut laporan pendapatan kuartal kedua tahun 2021 Pfizer, menerima dosis booster tambahan dari vaksin Covid-19 setelah dua dosis awal, dapat meningkatkan jumlah antibodi varian Delta lima kali lipat pada anak berusia 18 hingga 55 tahun dan 11 kali lipat pada usia 65-85 tahun. Juri bicara Pfizer menjelaskan bahwa kesimpulan ini didasarkan pada data awal dari uji coba booster dosis ketiga dari vaksin BNT162b2 saat ini dan tes laboratorium yang sedang berlangsung.
“Uji coba booster dibangun di atas uji coba fase 1/2/3 dan merupakan bagian dari strategi pengembangan klinis perusahaan untuk menentukan efektivitas dosis ketiga terhadap varian yang berkembang,” kata juru bicara tersebut.
Dosis ketiga ini akan identik dengan dua dosis vaksin Pfizer yang saat ini sudah resmi. Namun, perusahaan juga sedang memeriksa bagaimana dosis vaksin yang diperbarui diubah untuk menargetkan varian Delta secara khusus, akan berjalan.
Juru bicara Pfizer mengatakan, uji coba booster yang sedang berlangsung sedang mengevaluasi keamanan dan tolerabilitas vaksin BNT162b2 saat ini. Sementara, dosis ketiga BNT162b2 dipercaya berpotensi untuk mempertahankan tingkat kemanjuran perlindungan tertinggi terhadap semua varian yang diketahui saat ini, termasuk Delta.