Puluhan Orang Tewas dalam Serangan Milisi di Nigeria

Pasukan Nigeria berhasil memukul mundur milisi setelah kontak senjata.

AP/Ibrahim Mansur
Pasukan keamanan Nigeria (ilustrasi).
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Puluhan orang tewas dalam tiga serangan terpisah di Nigeria utara. Setidaknya tercatat 34 nyawa melayang di satu negara bagian Kaduna dalam serangan orang-orang bersenjata di sebuah desanya.

"Orang-orang bersenjata tak dikenal menyerang Desa Madamai di Kaura, 34 warga dipastikan tewas setelah serangan itu. Tujuh lainnya mengalami luka-luka," kata komisaris keamanan negara Samuel Aruwan seperti dikutip laman Aljazirah, Selasa (28/9).

Serangan tersebut terjadi pada Ahad (26/9) malam waktu setempat. Pasukan kemudian mendapat kecaman sebelum memaksa para penyerang mundur setelah terjadi baku tembak yang intens.

Aruwan menambahkan, dua tersangka masih diperiksa terkait penyerangan tersebut. Sementara itu di desa berbeda di Kaduna, orang-orang bersenjata menyerang sebuah gereja di distrik Kachia. "Satu nyawa melayang dan beberapa jemaah terluka parah," kata Aruwan dalam keterangan terpisah.

Di Negara Bagian Sokota barat laut, 22 personel keamanan Nigeria tewas dalam serangan di pangkalan militer terpencil. Seorang anggota majelis negara bagian, Aminu Gobir mengatakan kepada Reuters 17 jasad ditemukan. Lima tambahan jasad ditemukan pada Senin (27/9). Dia mengatakan, korban tewas adalah 14 tentara, lima petugas polisi dan tiga anggota pasukan pertahanan sipil.

Militer Nigeria mengatakan tersangka milisi dan penjahat yang bersekutu dengan pemberontak garis geras berada di balik serangan itu.

Baca Juga


Kelompok ISIS Afrika Barat aktif di timur laut sejak 2016, seribu mil jauhnya dari barat laut. Sementara, geng kriminal yang dikenal secara lokal sebagai bandit telah meneror Nigeria barat laut dan tengah selama bertahun-tahun. Mereka menjadi lebih berani dalam beberapa bulan terakhir dan militer telah memperbarui operasi di wilayah tersebut.

Bandit ini menyerang desa, mencuri ternak, menculik untuk tebusan dan membakar rumah. Namun para analis melihat tanda-tanda kerja sama yang berkembang antara geng dan pejuang bersenjata yang memerangi operasi 12 tahun di timur laut.

Militer lalu memulai kampanye anti-bandit awal bulan ini di Negara Bagian Zamfara dan negara bagian utara lainnya. Pihak militer telah memberlakukan pembatasan pergerakan dan perdagangan serta pemadaman telekomunikasi untuk mencoba mengendalikan milisi bersenjata. Menurut pejabat dan penduduk setempat, bandit bersenjata telah melarikan diri dari kamp mereka di Zamfara dan menyebar ke negara bagian tetangga.


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler