Jangan Memberi Makanan Kepada Orang Kenyang Di Depan Orang Kelaparan

Jadilah Blogger Republika dan tunjukkan sikap kamu atas beragam isu

Menjadi Blogger Republika
Rep: Supadilah Padil Red: Retizen

Baru-baru ini viral ungkapan berikut ini. Jangan Memberi Makanan Kepada Orang Kenyang Di Depan Orang Kelaparan. Bagaimana kita mengartikannya?


Ungkapan ini mirip ungkapan 'sudah jatuh tertimpa tangga' tapi dalam kondisi yang berbeda.

Ungkapan ini mengandung pengertian bersikaplah dengan tepat.

Kalau memberi makanan, boleh saja. Bahkan kepada orang kenyang sekalipun. Tapi agak kurang tepat. Kenapa? Orang yang sudah kenyang tidak begitu membutuhkan makanan lagi.

Memang ada pendapat 'Kan bisa untuk nanti?'. Benar juga. Namun, di saat kondisi itu, juga maka orang yang kenyang tadi tidak terlalu membutuhkan.

bahkan dalam banyak kondisi, orang yang sudah punya, akan 'keberatan' kalau dikasih lagi. Misalnya Anda sudah ngopi, ke luar rumah. Lalu ke rumah tetangga. Mau main. Sedang enak ngobrol, tiba-tiba disuguhi kopi. Mungkin pernyataan ini akan keluar dari lisan Anda.

"Waduh, aku sudah ngopi di rumah. Kok disuguhi kopi lagi."

Anda mungkin tetap menerimanya. Tapi sangat mungkin juga menolaknya. Takut diabetes karena banyak minum gula, misalnya.

Lain halnya kalau Anda memang mengincari itu kopi. Dari rumah belum ngopi. Bahkan tidak bisa ngopi karena kopi atau gula habis. Lalu dengan sengaja main ke rumah tetangga. Berharap tetangga menawari kopi.

Lha ndilalah tetangga menawari kopi. Bagaimana perasaan Anda saat itu? Mungkin akan bergumam,

Lha emang ini yang saya cari. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Pas banget dengan yang diharapkan.

Maka, alangkah tepatnya memberi makanan kepada orang yang memang membutuhkan. Orang yang lapar pasti mengharap makanan. Dia ingin makan. Eits, jangan pula bilang, "Kalau orang puasa gimana? Kan dia lapar. Tapi dia nggak butuh makan, kan?" Itu kan kondisi yang berbeda, Mbang!

sumber : https://retizen.id/posts/15301/jangan-memberi-makanan-kepada-orang-kenyang-di-depan-orang-kelaparan
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler