Turki Salahkan AS dan Rusia Atas Serangan Milisi Kurdi

AS dan Rusia dinilai tidak menepati janjinya.

Republika
Turki serang pasukan Kurdi di Suriah
Rep: Kamran Dikarma Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, negaranya siap mengambil tindakan yang diperlukan untuk kepentingan keamanannya. Hal itu disampaikan setelah milisi Kurdi Suriah melancarkan serangan ke daerah perbatasan Turki.

Baca Juga


 

Cavusoglu, dalam pernyataannya pada Rabu (13/10), mengatakan, Rusia dan Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas terjadinya serangan lintas batas oleh milisi Kurdi. Hal itu karena kedua negara tersebut tak menepati janji mereka guna memastikan kelompok Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) menarik diri dari daerah perbatasan Suriah.

 

Cavusoglu pun tak merespons positif kecaman yang dilayangkan AS atas aksi serangan terhadap Turki. Sebab Washington dianggap mempersenjatai YPG. Pada Selasa (12/10), AS mengecam serangan di perbatasan Turki yang menyebabkan dua petugas polisi tewas.

 

"Kami mengutuk serangan lintas perbatasan terhadap sekutu NATO kami Turki, Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga petugas polisi nasional Turki yang tewas di Suriah,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

 

Dia menekankan pentingnya mempertahankan garis gencatan senjata dan menghentikan serangan lintas batas. Pada Senin (11/10), kelompok YPG menembakkan tiga mortir dari daerah yang mereka duduki di Suriah.

Turki telah melakukan beberapa operasi militer ke Suriah utara sejak 2016. Setidaknya ada dua operasi besar, yakni bernama Operation Euphrates Shield dan Olive Branch. Turki hendak menumpas pasukan Kurdi yang menguasai wilayah perbatasan Suriah.

 

Mereka membidik pasukan YPG dan dan Partai Persatuan Demokratik Suriah (PYD). Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK). PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade.

Turki melabeli YPG dan PKK sebagai kelompok teroris. Turki memiliki perbatasan sepanjang 911 kilometer dengan Suriah. Ia telah lama mengecam ancaman pasukan Kurdi di timur Sungai Eufrat dan pembentukan “koridor teroris” di sana.

Ankara ingin memukimkan kembali dua juta pengungsi Suriah di zona aman seluas 30 kilometer yang membentang dari Sungai Eufrat ke perbatasan Irak, termasuk Manbij. Namun Turki menilai rencana itu tak bisa diwujudkan selama pasukan Kurdi, seperti PKK dan YPG menghuni daerah tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler