Ratusan Tim Robot Berlaga di KRI Tingkat Nasional 2021

Sejak pandemi, seluruh kegiatan kontes maupun festival diadakan daring.

Dokumen
Pembukaan Kontes Robot Indonesia (KRI) 2021.
Rep: Wahyu Suryana Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kontes Robot Indonesia 2021 resmi dibuka di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Sebanyak 136 tim robot dari 59 perguruan tinggi di Indonesia segera berlaga mulai 15-16 Oktober 2021 yang memperebutkan gelar juara nasional KRI 2021.

Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendibudristek, Asep Sukmayadi menerangkan, KRI merupakan salah satu ajang prestasi antara 18 ajang prestasi. Namun, sejak pandemi, seluruh kegiatan kontes maupun festival diadakan daring.

"KRI dilaksanakan bertahap mulai tingkat wilayah I dan II yang berlangsung pada 22 September-1 Oktober 2021. Tim terbaik divisi dari tingkat wilayah diundang kembali bersaing ke laga final di KRI Nasional," kata Asep, Kamis (14/10).

Sekjen Kemendikbudristek, Suharti, menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh finalis KRI 2021. Finalis ini merupakan tim-tim terbaik yang telah bertanding di tingkat wilayah masing-masing yang sebelumnya sudah diselenggarakan.

Ia turut menekankan, kebijakan-kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mendorong mahasiswa tidak hanya unggul dalam bidang akademik. Namun, menjadi individu kreatif, inovatif, berdaya saing bekerja sama dan berkarakter kuat. "Selamat berlomba dan semoga bisa menampilkan karya terbaik," ujar Suharti.

Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, Prof Djagal Wiseso Marseno mengatakan, pada Septermber 2021 telah berlangsung seleksi KRI tingkat wilayah. Saat ini, terdapat 136 tim yang lolos ke tahap nasional.

Sebanyak 136 tim tersebut terdiri dari 30 tim KRSBI Humanoid, 22 tim KRSBI beroda, 18 tim KRSTI, 42 tim KRSRI, dan 24 tim KRTMI. Ia menekankan, ini jadi kebanggaan bagi UGM yang telah dipercaya menjadi tuan rumah KRI pada tahun ini.

"Sejak seleksi tahap wilayah hingga nasional, merasa berbangga melihat usaha dan kerja keras mahasiswa dalam memajukan IPTEK, khususnya bidang robotika," kata Djagal.

KRI merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan Puspresnas. Tahun ini, karena digelar pada masa pandemi, kompetisi diadakan secara daring oleh tim peserta di kampus masing-masing dan secara luring oleh juri dan panitia di GSP UGM.

Ketua Dewan Juri KRI 2021, Prof Benyamin Kusumoputro menilai, ada dua tantangan utama yakni keadilan (fairness) dan kejujuran (fairplay). Implementasi fairness dan fairplay dalam kompetisi jadi kian berat saat pertandingan digelar daring.

Dari segi faierness, infrastruktur harus bisa merata kepada semua tim peserta, dan dari segi fairplay, tim yang berkompetisi bisa bermain dengan jujur. Soal infrastruktur, jaringan internet jadi masalah serius walau berlangsung daring.

Sebab, jika ada delay akan bersifat krusial dan berpengaruh karena pertandingan berjalan secara real time, terutama pada divisi KRTMI. Pada divisi tersebut tim peserta saling beradu menjalankan permainan tradisional dam-daman.

"Yang berlangsung Cyber Physical System, fisik robot di kampus masing-masing, pertandingan head to head di dunia maya. Situasi ini sebabkan delay jadi sangat krusial. Semua data direkam dan saat ada protes kita hitung detik per detik," ujar Benyamin.

Dewan juri melakukan penilaian setiap tampilan robot menyelesaikan tantangan melalui siaran langsung atau streaming. Kondisi ini tidak mudah, berbeda saat melakukan penilaian di lapangan langsung, termasuk mendeteksi kecurangan.

Antisipasi, setiap tim wajib memasang kamera di beberapa sudut. Tiap tim wajib memasang minimal empat kamera setiap sudut lapangan ditambah satu kamera yang dibawa mengikuti gerakan robot. Jika lapangan luas, ditambah satu kamera atas.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler