Erdogan: Turki Bisa Operasikan Bandara Kabul
Turki bisa operasikan bandara Kabul jika ada kesepakatan dengan Qatar dan Afghanistan
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat mengatakan bahwa pengelolaan Bandara Kabul dapat dilakukan oleh Turki, Qatar dan Afghanistan pada periode selanjutnya jika ketiga pihak itu membuat kesepakatan. Sebelumnya Turki mengelola bandara itu setelah AS hengkang.
“Kami telah melakukan upaya ekstensif untuk infrastruktur dan suprastruktur Afghanistan dan kami telah mempertahankan upaya ini sampai saat-saat terakhir,” kata Erdogan kepada wartawan setelah Salat Jumat di Istanbul.
Tentang kunjungan Taliban baru-baru ini ke Turki, Erdogan mengatakan delegasi itu menyampaikan beberapa permintaan terkait dukungan, bantuan kemanusiaan dan fungsionalitas proses baru di pemerintahan Afghanistan.
“Para pemimpin dunia belum mengakui posisi Taliban saat ini. Mereka (Taliban) sedang mencari pengakuan dari negara-negara lain. Kami akan memberikan semua jenis dukungan kepada rakyat Afghanistan atas permintaan ini selama pemerintah di Afghanistan mengambil sikap yang adil dalam hubungan internasionalnya serta dalam hubungannya dengan kami untuk melindungi hak-hak rakyat Afghanistan,” ujar dia.
“Tidak mungkin bagi kami untuk mengabaikannya karena kami memiliki persaudaraan historis dengan rakyat Afghanistan," jelas Presiden Erdogan.
Delegasi Taliban pada Kamis mengunjungi Turki untuk membahas masalah bilateral, serta kerja sama tentang masa depan Afghanistan.
“Kami berperang melawan organisasi teroris. Rezim (Suriah) mengambil kekuatan dari mereka. Rezim juga diperangi dengan cara yang sama. Kami telah melatih kesabaran sampai titik tertentu tetapi, terakhir, dua petugas polisi kami gugur di sini. Kami juga melihat warga sipil terbunuh di daerah-daerah ini. Perlawanan kami akan berlanjut melawan semua ini dengan cara yang sangat berbeda mulai sekarang,” lanjut dia, menanggapi soal perkembangan di Suriah.