Sarri Bicara Kemenangan dan Kontroversi Gol Kedua Lazio

Maurizio Sarri memuji penampilan Lazio.

EPA-EFE/ELISABETTA BARACCHI
Pelatih Lazio Maurizio Sarri saat pertandingan sepak bola Serie A Italia Bologna FC vs SS Lazio di stadion Renato Dall
Rep: Eko Supriyadi Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,ROMA -- Maurizio Sarri memuji penampilan Lazio, usai mengalahkan Inter Milan 3-1. Padahal, Roma sempat tertinggal lebih dulu. Setelah tertinggal lebih dulu lewat gol penalti Ivan Perisic, Lazio membalas dengan gol Ciro Immobile, Fellipe Anderson dan Milinkovic-savic.

Baca Juga


"Saya melihat dari awal bahwa kami berada dalam pertandingan melawan tim yang bagus, tetapi kami hanya tertinggal lewat penalti," kata Sarri, dikutip dari Football-italia, Ahad (17/10).

Sarri bahkan bilang ke pemainnya, jika mereka terus seperti ini, Lazio tidak akan kalah. Walaupun, ia mengatakan, Lazio sempat kesulitan di babak pertama dengan permainan lebar Inter. Sehingga timnya perlu menutup celah itu dan mencegah umpan silang Inter.

Lazio, lanjut dia, hanya membutuhkan momen itu untuk kembali ke pertandingan. Kontroveri sempat terjadi dalam gol kedua Lazio yang dicetak Anderson. Anderson menyelesaikan serangan balik saat Federico Dimarco cedera. 

Namun Inter menguasai bola ketika ia pertama kali menahan benturan dan melanjutkan permainan dengan tembakan ke gawang oleh Lautaro Martinez. Tapi Inter justru protes karena laga terus dilanjutkan. Namun Sarri menyatakan, tidak ada perdebatan dalam gol tersebut. Menurutnya, yang semestinya menghentikan pertandingan adalah Inter.

"Jika ada yang harus mengeluarkannya dari permainan pada saat itu, itu adalah mereka, dan mereka tidak melakukannya. Ini situasi yang jelas, mereka melegitimasi permainan yang terus berlanjut," ujarnya.

 

Menurut Sarri, ada aturan yang sangat jelas tentang ini. Namun ia hanya melihat keluhan ini di Italia. Karena di negara Eropa lain dan Liga Champions, tidak ada akan protes.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler