Menlu AS dan Qatar Bahas Perkembangan Isu Afghanistan

Qatar diketahui menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara AS dan Taliban.

AP/Drew Angerer/Pool Getty Images North Ameri
Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
Rep: Kamran Dikarma Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken membahas perkembangan situasi di Afghanistan dengan Menlu Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani pada Ahad (17/10). Pada kesempatan itu, Blinken kembali menyampaikan terima kasih atas peran Doha dalam isu keamanan regional.

“Hari ini Menlu Antony Blinken berbicara dengan wakil perdana menteri dan menlu Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani tentang Afghanistan. Menlu Blinken berterima kasih kepada Qatar atas kekuatan kerja samanya dalam isu keamanan regional dan bantuannya mengamankan transit warga AS, residen permanen yang sah, dan warga Afghanistan dalam risiko,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Qatar mengungkapkan, satu-satunya cara untuk bergerak maju dalam isu Afghanistan adalah menawarkan kolaborasi, kerja sama, dan bantuan pada pemerintahan Taliban saat ini. Namun Afghanistan pun harus mampu membentuk pemerintahan inklusif dengan partisipasi langsung rakyat di sana.

Qatar diketahui menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara AS dan Taliban. Kedua belah pihak mencapai kesepakatan damai tahun lalu. Doha pun menjadi tempat digelarnya pembicaraan damai intra-Afghanistan. Sebelum mencapai kesepakatan, Taliban terlebih dulu menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu.

Setelah Taliban mengambil alih kekuasaan, AS dan sekutu NATO-nya, termasuk sejumlah negara asing, melakukan misi evakuasi. Washington turut mengangkut warga Afghanistan yang dinilai berada dalam risiko. Salah satu contoh warga berisiko adalah mereka yang pernah bekerja untuk misi militer atau diplomatik asing di Afghanistan.

Puluhan ribu warga Afghanistan dievakuasi. Qatar menjadi tempat transit. AS diketahui memiliki pangkalan udara di negara tersebut.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler