Cara Berjalan Bisa Tunjukkan Tanda Kanker Paru

Memperhatikan cara berjalan dapat membantu orang mendeteksi kanker paru.

Republika/Putra M. Akbar
Orang berjalan. Pasien kanker paru kerap mengalami kesulitan untuk menjaga keseimbangan mereka saat berjalan.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker paru sering kali baru disadari oleh penderitanya ketika sudah mencapai stadium lanjut. Memperhatikan cara berjalan dapat membantu orang-orang untuk mendeteksi kanker paru dengan lebih dini.

Kanker paru merupakan jenis kanker kedua terbanyak di dunia pada 2020, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO juga menyebutkan bahwa kanker paru merupakan kanker yang menyebabkan kematian terbesar pada 2020, dengan jumlah kematian mencapai 1,8 juta kasus.

Kanker paru semakin mematikan karena kerap tak menunjukkan gejala berarti ketika masih berada pada stadium awal. Pada cukup banyak kasus, gejala kanker paru baru muncul atau terasa oleh pasien ketika sudah mencapai stadium lanjut.


Oleh karena itu, sering kali kanker paru baru terdiagnosis ketika sudah mencapai stadium lanjut. Dengan kata lain, sel kankernya sudah mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lain.

Ada beberapa gejala yang kerap muncul pada kanker paru stadium lanjut. Sebagian di antaranya adalah nyeri dada, sakit kepala, dan batuk. Gejala-gejala ini terkadang dianggap sebagai gejala flu, migraine, atau pilek biasa.

Di samping gejala-gejala umum ini, ada gejala kanker paru lain yang mungkin belum diketahui banyak orang. Gejala tersebut dapat terlihat dari cara berjalan yang tampak tidak stabil.

Baca juag : Bawang Hitam Kaya akan Nutrisi, Cara Membuatnya?

Hal tersebut dapat terjadi karena pasien kanker paru kerap mengalami kesulitan untuk menjaga keseimbangan mereka. Kesulitan menjaga keseimbangan ini dipicu oleh jenis kanker paru yang memengaruhi sistem saraf, seperti kanker paru sel kecil.

Sistem saraf berperan dalam menjaga pergerakan otot. Ketika fungsinya terganggu oleh kanker paru, penderitanya akan kehilangan keseimbangan dan stabilitas.

Seperti dilansir Times Now News, masalah keseimbangan ini biasanya akan disertai dengan perasaan pening. Rasa pening ini kerap muncul saat penderita kanker paru berjalan atau berusaha untuk berdiri tegap.

Perlu dipahami bahwa masalah keseimbangan tak selalu berkaitan dengan kanker paru. Masalah keseimbangan juga dapat disebabkan dengan gangguan kesehatan lain, seperti cedera otak, serangan migraine, kerusakan saraf di kaki, atau masalah penglihatan dan mabuk perjalanan.

Masalah keseimbangan patut diwaspadai berkaitan dengan kanker paru bila disertai dengan beberapa gejala lain. Misalnya gejala sesak napas, perubahan samar pada suara, nyeri dada, atau napas pendek. Pemeriksaan oleh dokter perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis.

Baca juga : Dokter Zaini Saragih, 4 Tahun Pimpin LADI tanpa Sanksi WADA

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler