Tujuh Orang Tewas dalam Serangan di Kamp Pengungsi Rohingya
REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Sebuah serangan terjadi di lembaga pendidikan Islam kamp pengungsi Rohingya di perbatasan Bangladesh-Myanmar, Jumat (22/10). Serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya tujuh orang.
Kepala polisi setempat mengatakan para penyerang menembak mati beberapa korban dan menikam yang lainnya dengan pisau. Empat orang tewas seketika dalam serangan itu dan tiga lainnya meninggal di sebuah rumah sakit di kamp Balukhali.
Polisi tidak mengatakan berapa banyak orang yang terluka. Satu orang pelaku berhasil ditangkap tak lama setelah serangan. “Kami menangkap satu penyerang segera setelah insiden itu,” ujar Kepala batalyon polisi bersenjata Shihab Kaisar Khan dilansir Aljazirah.
Khan mengatakan pelaku membawa dengan pistol dengan enam butir amunisi dan pisau. Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan setelah pemimpin komunitas Rohingya Mohibullah ditembak mati di luar kantornya sekitar tiga pekan lalu.
Setelah pembunuhan Mohibullah, Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan Kamal mengatakan pemerintah akan membuat aturan untuk meningkatkan keamanan di kamp-kamp pengungsi Rohingya di distrik Cox's Bazar pesisir. “Dukungan tenaga dan logistik dari lembaga penegak hukum akan dikerahkan untuk meningkatkan keamanan,” kata Kamal.
Kamal menuturkan pengawasan dan patroli perbatasan akan ditingkatkan untuk mengekang masuknya penjualan obat-obatan terlarang di kamp-kamp Rohingya. Pengawasan diperketat di Sungai Naf, satu-satunya sungai lintas batas antara Bangladesh dan Myanmar.
Kamal mengatakan pembangunan pagar kawat berduri di kamp sedang dalam tahap akhir. Selain itu, ada beberapa menara pengawas di kamp untuk memantau pergerakan.
Aktivis Rohingya mengatakan, sejak pembunuhan Mohibullah, ada iklim ketakutan yang meningkat di kamp-kamp pengungsi. Sementara beberapa dari pengungsi terpaksa bersembunyi.
Desember lalu, Bangladesh merelokasi lebih dari 20 ribu pengungsi ke pulau Bhasan Char. Bangladesh berencana untuk merelokasi 80 ribu orang tambahan setelah menandatangani perjanjian dengan PBB untuk memfasilitasi pengungsi di pulau terpencil itu.
Bhasan Char terletak 50 km di lepas pantai barat daya Bangladesh dan hampir 193 km di selatan ibukota, Dhaka. Pemerintah Bangladesh telah membangun 1.400 rumah klaster yang masing-masing terdiri dari 16 kamar.