Ketika Rasulullah Mengunjungi Cucunya di Rumah
Nabi Muhammad SAW begitu mencintai cucunya, al-Hasan dan al-Husain.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW begitu mencintai cucunya, al-Hasan dan al-Husain. Jika tidak mendapati keduanya di masjid, beliau akan mencari mereka di rumah putrinya.
Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, meskipun kesibukan dalam mengemban risalah Islam begitu padat, beliau tetap mengalokasikan waktunya yang sangat berharga untuk al-Hasan dan al-Husain, serta kedua orang tua mereka. Seperti itulah wujud kecintaan beliau terhadap keluarganya.
Bahkan, beliau menyampaikan kabar gembira bahwa mereka akan tetap bersama-sama di taman surga kelak. Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya; Ali bin Abu Thalib menuturkan: Rasulullah pernah masuk ke ramahku saat aku sedang tidur lelap. Tidak lama kemudian al-Hasan atau al-Husain meminta minum. Maka Nabi menghampiri kambing betina yang belum pernah beranak, milik kami. Lalu beliau memerah susunya, dan air susunya pun banyak keluar. Al-Hasan lalu mendekati beliau, namun beliau menjauhkan susu itu darinya.
Melihat itu, Fathimah bertanya: "Wahai Rasulullah, sepertinya dia, al-Husain, yang lebih engkau cintai." Beliau menyanggah: "Tidak, tetapi dia (al-Husain) yang lebih dahulu meminta minum." Setelah itu, beliau bersabda: "Sungguh, aku, kamu, dua anak ini, dan laki-laki yang sedang terlelap itu—maksudnya Ali akan berada di tempat yang sama pada hari Kiamat kelak." (HR Ahmad).
Dalam kesehariannya, terkadang al-Hasan dan al-Husain menyertai Rasulullah ketika sedang di luar rumah. Hal ini menunjukkan betapa keduanya memiliki tempat terhormat di hati sang kakek.
Beliau sesekali melibatkan keduanya dalam mengurus sesuatu. Beliau juga pernah memboncengkan keduanya di atas seekor baghal, mendudukkan dua cucunya itu di depan dan di belakang hewan ini. Lalu ketiganya memasuki bilik beliau.
Seperti itulah yang terlihat jelas dalam riwayat Imam Muslim. Salamah bin Akwa Radhiyallahu Anhu menuturkan: "Aku pernah menuntun baghal berwarna keabuan yang ditunggangi Nabi, al-Hasan, dan al-Husain. Aku menuntunnya hingga membawa mereka masuk ke bilik beliau. Yang satu duduk di depan beliau, dan yang lain diboncengkan di belakang beliau." (Sahih Muslim).
Begitu indah cara Nabi mendidik generasi pada masanya. Bahkan, bisa dikatakan cara itu merupakan pengantar terbaik dalam mendidik dan membesarkan anak-anak agar berakhlak mulia.
Ia juga menunjukkan betapa perlunya kita menumbuhkan kasih sayang terhadap anak-anak, perhatian terhadap kondisi mereka, dan berupaya untuk selalu menyenangkan hati mereka yang polos. Itulah metode pendidikan al-Musthafa, Nabi Muhammad SAW .