Sidebar

 Di Jiwa Manusia Ada Potensi Jadi Mukmin atau Kafir

Thursday, 28 Oct 2021 13:32 WIB
Allah tidak menghendaki manusia beriman karena dipaksa (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jika Allah SWT berkehendak untuk menjadikan semua umat manusia beriman kepada-Nya, tentu mudah bagi-Nya berbuat demikian. Namun, Allah tidak menghendaki manusia beriman kepada-Nya karena dipaksa. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-An'am Ayat 107 dan tafsirnya.

Baca Juga


وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكُوْاۗ وَمَا جَعَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًاۚ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيْلٍ

Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan-Nya. Dan Kami tidak menjadikan engkau penjaga mereka, dan engkau bukan pula pemelihara mereka. (QS Al-An'am: 107).

Ayat ini diturunkan untuk menghibur Nabi Muhammad SAW. Saat itu, sikap kaum musyrik yang menolak dakwah Nabi Muhammad SAW menjadikan beliau bersedih. Ayat ini dimaksudkan untuk menghibur Nabi Muhammad SAW. Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan-Nya, dan itu mudah bagi-Nya.

Namun Allah tidak menghendaki manusia beriman karena dipaksa, melainkan memberikan pilihan agar manusia beriman karena kesadarannya. Allah kemudian menegaskan kembali dengan berfirman, "Kami tidak menjadikan engkau penjaga mereka karena Kamilah yang mengawasi mereka, dan engkau bukan pula pemelihara mereka."

Menurut Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menjelaskan, jika Allah berkehendak menjadikan seluruh manusia beriman kepada-Nya, niscaya tidak ada seorang pun yang musyrik. Di dalam jiwa manusia terdapat potensi untuk menjadi Mukmin atau kafir, taat atau fasiq.

Manusia telah diberi hak memilih (ikhtiyar). Potensi yang ada pada manusia dapat berkembang sesuai dengan ilmu dan amal manusia itu sendiri, yang pada saat mau memilih perbuatan mana yang harus dilakukan, bertarunglah dua macam dorongan, dorongan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan dorongan untuk melakukan perbuatan jelek.

 

 

Berita terkait

Berita Lainnya