Jenis Makanan yang Dapat Lemahkan Lambung Anak
Anak-anak pun dapat mengalami masalah lambung, seperti maag.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Prof Ari Fahrial Syam mengatakan bahwa cokelat dan keju menyebabkan pengosongan lambung anak menjadi lambat. Bahkan, kedua makanan itu bisa melemahkan klep atau katup lambung.
"Kalau sering makan cokelat dan keju dalam porsi berlebihan, klep lambung bisa melemah," kata Ari dalam acara Seminar Awam "Kenali Apa itu Gastritis dan Bahayanya Bagi Kesehatan", dikutip Sabtu (30/10).
Jika sudah diperkenalkan makan cokelat, keju, soda, hingga makanan pedas berlevel-level, maka anak dapat mengalami masalah lambung. Belum lagi, anak-anak sedang mengalami tingkat stres yang tinggi saat pandemi, di mana mereka jarang bermain, banyak PR, dan lain-lain.
"Yang penting kuncinya jangan berlebihan," ujar dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Ari mengatakan bahwa maag bisa menyerang siapa saja, bahkan anak usia 10 tahun. Ia mengungkap, beberapa pasien anak datang setelah menyantap makanan pedas berlevel-level, atau terlalu banyak makan makanan yang diawetkan, asin berlebihan, dan minum soda.
“Anak itu lambungnya tak kuat makan cabai banyak. Jangan bangga kalau anak doyan pedas, kasihan lambungnya, bisa gastritis," kata dokter spesialis penyakit dalam ini.
Apakah pasien maag boleh makan cabai lagi setelah sembuh? Ari mengatakan, boleh saja asalkan tidak berlebihan. Konsultas gastrohepatologi itu mengingatkan bahwa proses pengobatan untuk penyembuhan biasanya berlangsung selama enam sampai delapan pekan.
"Kalau (kondisi) sudah bagus, silakan makan lagi. Kalau baru dua pekan makan cabai lagi, luka terbuka lagi, kambuh lagi," ujar Ari.
Apakah aman mengkonsumsi obat maag yang ada di pasaran? Ari mempersilakan minum antasida sebanyak satu atau dua tablet jika kondisinya memang ringan. Ari menyarankan untuk memastikan terlebih dahulu apakah sakit maag-nya itu kronis atau tidak. Jika dlam kondisi kritis, di mana sakitnya sering kambuh, maka pasien membutuhkan endoskopi.
"Obat yang bisa diakses masyarakat silakan, tapi itu hanya untuk kondisi jangka pendek," kata Ari.