Tiga Hal yang Menentukan Kasus Covid-19 di Akhir Tahun Ini

Kemungkinan terjadinya gelombang ketiga pandemi Covid-19 harus diantisipasi.

Antara/Fikri Yusuf
Penumpang pesawat membawa barang bawaan di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali. Pengetatan kedatangan orang asing perlu dilakukan untuk mencegah gelombang tiga pandemi.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, kemungkinan terjadinya gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Tanah Air harus diantisipasi. Ia menyarankan agar pemerintah memperketat kedatangan dari luar negeri.

Baca Juga


Tjandra mengatakan, kekhawatiran mengenai gelombang ketiga pandemi pada akhir tahun ini merupakan hal yang lumrah. Sebab ada faktor yang mendasarinya di antaranya mobilitas penduduk dan dibukanya pintu kedatangan dari luar negeri.

"Bagaimana kita mengendalikan pintu masuk negara dalam antisipasi kemungkinan peningkatan kasus dari mereka yang datang dari luar negeri," kata Prof Tjandra dalam keterangannya, Senin (1/11).

Prof Tjandra menyinggung beberapa hal yang turut menentukan seberapa tinggi kasus Covid-19 pada akhir tahun ini. Pertama, seberapa patuh masyarakat terhadap protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak). Kedua, seberapa ketat kebijakan PPKM oleh pemerintah sesuai derajat yang ada.

"Ketiga, sebaik apa kita memantau data perkembangan kasus dari waktu ke waktu, dan kalau ada kenaikan maka seberapa ketat pembatasan sosial diberlakukan," ujar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu.

Prof Tjandra juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap kehadiran varian baru Covid-19. Sebagai langkah antisipasi, ia merekomendasikan penguatan Whole Genome Sequencing atau hasil pengurutan genom.

"Ada tidaknya varian baru yang muncul, dan kalau ada apakah akan lebih menular atau tidak. Untuk ini, jumlah pemeriksaan Whole Genome Sequencing kita harus ditingkatkan," ucap Tjandra.

Selain itu, Tjandra mengingatkan pentingnya percepatan vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum. Ia mencontohkan, India mampu menyuntik 8 juta orang per hari.

"Maka target kita 2 juta sehari rasanya cukup tepat dan semoga dapat dicapai. India juga sudah memvaksin 1 miliar penduduknya," ucap Tjandra.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler