Kenali Faktor Resiko Penyakit Jantung pada Perempuan
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi pada perempuan, di atas kanker dan stroke. Perempuan penderita penyakit jantung di Indonesia mencapai 0,5% atau kurang lebih 1 juta penduduk. Penderita tertinggi pada kelompok umur 65-74 tahun.
Dalam seminar online melalui Zoom bertajuk “Jantung Sehat untuk Perempuan Hebat” yang diselenggarakan oleh Salimah Tulungagung pada Sabtu (30/10) malam, dr. Fitranti Suciati Laitupa, Sp.JP FIHA menjelaskan beberapa faktor resiko utama penyakit jantung pada perempuan. Faktor resiko utama disebabkan karena hipertensi, hiperkolesterolemia, obesitas dan diabetes. Sedangkan faktor resiko minor disebabkan karena resiko keluarga dan kondisi lain seperti auto imun, kelainan jantung bawaan,serta infeksi.
Hipertensi terjadi bila tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140 pada sistole, dan pada diastole lebih dari atau sama dengan 90 pada pengukuran menggunakan tensimeter di klinik atau rumah sakit. Menurut perempuan usia 36 tahun ini, fungsi jantung adalah memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh baik ke tangan, kaki, otak, ginjal dan organ lainnya.
“Tekanan darah tinggi akan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah, dan akan menyebabkan kegawatan pada organ-organ yang dilewati pembuluh darah itu. Karena pembuluh darah juga ke otak, bila tekanan darah sangat tinggi dan dalam waktu yang lama, maka akan bisa menyebabkan stroke. Demikian juga karena darah juga melalui ginjal, tekanan darah tinggi juga akan menyebabkan gagal ginjal. Karena gagal ginjal, seseorang harus cuci darah seumur hidup atau transplantasi ginjal. Karenanya, hipertensi perlu dicegah sejak dini," terang dokter yang berpraktik di RSUD Dr Iskak dan RSI Orpeha Tulungagung ini.
Faktor resiko kedua adalah hiperkolesterolemia atau kadar kolesterol tinggi. Kolesterol tinggi akan menyebabkan penyumbatan koroner. Parameternya adalah kolesterol di atas 200, yaitu LDL di atas 100 dan HDL kurang dari 50.
Faktor resiko ketiga adalah berat badan berlebih. "Mengukurnya tidak boleh asal-asalan. Ukurlah dengan benar menggunakan indeks massa tubuh. Rumusnya adalah berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter dikalikan tinggi badan dalam meter. Jika hasil pengukuran antara 18,5-24,9 berarti berat badan ideal atau tidak memiliki resiko penyakit jantung.Bila berat badan lebih(25-29,9), gemuk (30-39,9), dan sangat gemuk (lebih dari 40), maka sangat beresiko terkena penyakit jantung," kata dokter yang menyelesaikan program spesialis jantung dan pembuluh darah di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya pada tahun 2018 ini.
Selanjutnya adalah diabetes atau kadar gula darah tinggi. Kadar gula tinggiapabila gula darah sewaktu di atas 200 atau HbaIc di atas 7. Pengukuran gula darah harus melalui pemeriksaan gula darah.
Faktor resiko lainnya adalah faktor keluarga baik dari ayah ibu, kakek nenek.Jika mereka menderita penyakit jantung, maka kemungkinan keturunannya bisa terkena penyakit jantung.Fitranti menjelaskan, faktor keluarga merupakan resiko minor, artinya kemungkinannya kecil. Kondisi lain seperti faktor bawaan, auto imun, dan infeksihanya menyumbang sebagian kecil bagi penyakit jantung.