Candyman: Kembalinya Teror dari Masa Lalu
Candyman terbaru mengalami penyesuaian agar terasa lebih dekat dengan masa kini.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dahulu, penghuni di sekitar proyek perumahan Cabrini-Green selalu dihantui oleh kisah sesosok hantu pembunuh bernama Candyman. Dalam kisah tersebut, dikatakan bahwa makhluk halus berlengan kait tersebut akan mendatangi dan membunuh siapa saja yang menyebut namanya sebanyak lima kali di depan cermin.
Sepuluh tahun sejak menara Cabrini terakhir dihancurkan, kisah mengenai Candyman menjadi legenda yang mulai terlupakan. Hanya segelintir orang yang masih mengetahui betapa menyeramkannya kisah teror Candyman.
Seniman Anthony McCoy (Yahya Abdul Mateen II) dan pasangannya yang seorang direktur galeri Brianna Cartwright (Teyonah Parris) termasuk orang yang tak familiar dengan legenda Candyman. Keduanya baru saja pindah ke sebuah kondo mewah yang terletak di Cabrini.
Berbeda dengan kondisinya dahulu, Cabrini kini menjadi wilayah yang telah tergentrifikasi dan dihuni oleh milenial kelas atas. Di saat sedang mengalami kebuntuan untuk membuat karya baru, Anthony diperkenalkan dengan legenda menyeramkan Candyman oleh saudara lelaki Brianna, Troy Cartwright.
Anthony yang terinspirasi akan kisah tersebut mulai melakukan riset mengenai Candyman dan menuangkannya lewat lukisan. Tanpa disadarinya, Anthony sedang membuka pintu ke masa lalu nan rumit yang memicu hadirnya serangkaian teror kekerasan keji di sekitarnya.
Lambat laun, kewarasan Anthony pun dipertaruhkan dan membuatnya bertabrakan dengan takdir yang tak pernah bisa dia duga. Candyman (2021) kembali menghadirkan legenda teror Candyman yang menyeramkan seperti film-film pendahulunya.
Beragam aspek dalam Candyman terbaru telah mengalami penyesuaian sehingga terasa lebih dekat dengan situasi masa kini. Di sisi lain, film Candyman (2021) juga memiliki benang merah yang kuat dengan seri yang tayang pada 1992 melalui karakter Anthony.
Bagi penggemar seri terdahulu, Candyman (2021) dapat menjadi tontonan yang membawa nostalgia tersendiri sekaligus kesegaran baru. Kengerian yang dihadirkan dalam film arahan sutradara Nia DaCosta ini pun semakin terasa dengan riasan karakter yang membuat bergidik dan adegan kekerasan yang terasa nyata.
Performa yang optimal dari aktor peraih Emmy Yahya Abdul Mateen II juga semakin menghidupkan kisah dalam Candyman (2021). Film ini juga berhasil memainkan sudut-sudut tampilan cermin dalam banyak adegan untuk menghadirkan jumpscare yang mengejutkan.
Bagi penonton yang belum pernah menonton seri sebelumnya, Candyman (2021) mungkin akan menjadi tontonan yang sedikit rumit. Dalam waktu yang relatif singkat, penonton harus mencerna berbagai informasi mengenai kisah karakter penting dalam film-film terdahulu, seperti Daniel Robitaille, Helen Lyle, dan Sherman Fields.
Di saat yang bersamaan, penonton juga harus mengikuti kisah Anthony di masa kini. Penonton yang tidak familiar dengan film-film sebelumnya juga mungkin tak akan menyadari beberapa easter egg menarik yang dihadirkan dalam Candyman (2021).
Agar pengalaman menonton Candyman (2021) terasa lebih menarik, tak ada salahnya untuk mencoba menonton film-film sebelumnya terlebih dahulu, khususnya yang tayang pada 1992. Candyman kali ini menampilkan kekerasan penuh darah, bahasa kasar, dan adegan seksual.
Selain itu, ada beberapa isu sensitif dan rumit yang turut dihadirkan dalam film, seperti isu rasial, gentrifikasi, dan karakter homoseksual. Oleh karena itu, film berdurasi 91 menit ini hanya ditujukan untuk penonton di berusia 17 tahun ke atas.
Dibutuhkan kesadaran penonton untuk tidak membawa atau mengajak anak dan remaja untuk menonton film yang tidak sesuai dengan usia mereka. Saat ini, bioskop juga mulai menambah kapasitas penonton menjadi 70 persen. Meski sudah mulai mendapatkan kelonggaran, penonton diharapkan tetap menjalani protokol kesehatan dengan tertib selama menonton di bioskop.