Sidebar

Penyakit Jantung Penyebab Utama Kematian di Malaysia

Tuesday, 02 Nov 2021 20:27 WIB
Penyakit Jantung Penyebab Utama Kematian di Malaysia

IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Penyakit jantung saat ini menjadi penyebab utama kematian di rumah sakit yang ada di Malaysia. Jumlah penderita penyakit jantung mendekati 25 persen dari keseluruhan angka kematian.

Baca Juga


Pakar jantung Ika Faizura mengemukakan hal itu dalam webinar kesehatan jantung yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit KPJ Ampang Puteri di Kuala Lumpur, Selasa (2/11), yang diikuti peserta dari Malaysia dan Indonesia. "Hampir 50 persen dari pasien yang mengalami serangan jantung masih berusia muda antara 40 hingga 60 tahun," katanya.

Sedangkan rata-rata orang terkena serangan jantung di Malaysia pada usia 59 tahun. Orang Amerika, Eropa, Australia, dan Selandia Baru usia 66 tahun, Kanada 68 tahun, Thailand 65 tahun, dan China 63 tahun.

Ika mengatakan penyakit jantung dan strok juga menjadi penyebab utama kematian wanita di Malaysia. "Satu dari empat wanita meninggal karena serangan jantung atau strok. Ini dua setengah kali dari wanita yang meninggal karena kanker," katanya.

Dia mengatakan jantung kalau tidak dirawat akan lemah sehingga penting untuk merawat jantung. "Fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh badan kita. Jantung lemah artinya jantung tidak berfungsi sehingga tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh," katanya.

Dia mengatakan jantung bekerja 24 jam bahkan saat kita tidur sejak seseorang dalam kandungan ibunya. "Salah satu gejala lemah jantung awal adalah sesak nafas, susah bernafas, kaki bengkak, tidak mempunyai selera makan, urat-urat nampak tegang, rasa penat dan letih sepanjang masa. Kalau ada gejala ini maka harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit," katanya.

Dia mengatakan risiko penyakit jantung ada yang bisa diubah dan tidak diubah. "Yang tidak bisa diubah adalah genetika, umur, ras, laki-laki. Orang Melayu dan India lebih berisiko terkena serangan jantung lebih tinggi daripada ras China. Orang laki-laki lebih berisiko," katanya.

Risiko yang bisa diubah, ujar dia, adalah stres, alkohol, merokok, nutrisi, obesitas, dan kolesterol. Dia menyarankan untuk mengonsumsi sayur-sayuran yang berwarna-warni, mengonsumsi minyak zaitun, berhenti merokok, dan melakukan olah raga sekurang-kurangnya 150 menit dalam seminggu.

Berita terkait

Berita Lainnya