Andika Perkasa dan Usia Pensiun Panglima TNI
Sesuai proses di DPR, panglima TNI baru bakal dapat dipastikan lima hari mendatang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR RI telah menerima surat presiden (Supres) pengganti panglima TNI hari ini, Rabu (3/11) hari ini. Lembaga legislatif itu akan menggelar uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) selama dua hari, yakni Kamis (4/11) besok dan Jumat (5/11) lusa.
Nama Andika, yang saat ini menjabat kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), bukanlah sebuah kejutan untuk menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun pada akhir November 2021.
Dari sisi angkatan, Andika lebih senior dibandingkan dua kepala staf. Andika merupakan lulusan Akademi Militer 1987, sedangkan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono dan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo lulusan 1988.
Selain soal angkatan, pengamat komunikasi politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting, menyebut kedekatan sosiologis dan psikologis antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jenderal Andika Perkasa. Bahkan, Ginting mengatakan, Jokowi sudah lama mempersiapkan pria yang mengawali karier sebagai perwira pertama infanteri Kopassus Grup 2/Para Komando untuk menjadi orang nomor satu di TNI.
Ia mengatakan, Jokowi mempersiapkan Andika bersamaan dengan penetapan Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi Panglima TNI pada Desember 2017. "Dipersiapkan menjadi KSAD untuk kemudian menjadi Panglima TNI menggantikan Hadi Tjahjanto," kata Ginting kepada Republika, Rabu.
Apalagi, ia mengatakan, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno ke Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Gambir Jakarta Pusat pada 11 Oktober 2021 lalu. Andika bertemu dengan Pratikno yang merupakan orang kepercayaan Presiden Jokowi.
"Mensesneg diduga memberikan kabar dari Presiden mengenai penjajakan Jenderal Andika Perkasa akan menjadi calon Panglima TNI," ujarnya.
Tanpa hambatan
Langkah menantu mantan kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) AM Hendropriyono nampaknya tidak bakal menemui hambatan di DPR RI. Setelah melakoni uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I, nama Andika akan dibawa ke rapat paripurna DPR sehingga bakal ada kepastian panglima TNI baru lima hari mendatang.
Hal ini menilik dari respons sejumlah anggota DPR tentang usulan Andika sebagai calon tunggal panglima TNI. Anggota Komisi I DPR RI dari Partai Demokrat Syarief Hasan menilai keputusan Presiden Jokowi mengusulkan Jenderal Andika sebagai calon panglima TNI sebagai keputusan TNI dan sesuai kebutuhan TNI.
Baca juga : Jokowi Ajukan Andika Jadi Calon Tunggal Panglima TNI
"Tantangan yang paling di depan itu selesaikan papua itu, KKB. Itu yang paling utama," ujarnya.
Selain itu, calon panglima TNI harus memberikan perhatian kepada pengamanan Pemilu 2024, penguatan alutsista, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia prajurit. "Saya yakin dia bisa karena dia berhasil di Angkatan Darat," kata dia.
Di TNI AD, Andika pernah bergabung dengan Satuan-81/Penanggulangan Teror (Gultor) selama 12 tahun. Ia juga pernah memiliki pengalaman di daerah ketika menjadi Komandan Resimen Induk (Danrindam) Kodam Jaya/Jayakarta di Jakarta dan Komandan Resor Militer (Danrem) 023/Kawal Samudera Kodam I/Bukit Barisan berkedudukan di Kota Sibolga, Provinsi Sumatra Utara.
Anggota Komisi I DPR dari PDIP Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin juga, menilai keputusan Jokowi tepat. “Penunjukkan Jenderal Andika Perkasa sebagai calon panglima TNI sudah memenuhi persyaratan dan merupakan pilihan yang paling tepat," kata Hasanuddin.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan, Partai Gerindra menghormati keputusan tersebut. “Pada prinsipnya presiden memiliki kewenangan untuk menunjuk siapa pun dari matra manapun untuk menjadi calon panglima TNI," kata dia.
Baca Juga:
- Menakar Kans Calon Panglima TNI Selanjutnya
- Benarkah Panglima Lebay Soal Senjata Sosial Baru?
- Istana Harap DPR Segera Proses Andika Jadi Panglima TNI
Juru Bicara Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan, Prabowo mendukung siapapun yang ditunjuk dan dipercaya oleh Presiden untuk menjadi Panglima TNI. Dia juga mengungkapkan, Andika bukan sosok yang asing di mata Menhan Prabowo karena pernah menjadi salah satu anggota Prabowo saat menjabat sebagai Danjen Kopassus.
“Chemistry Pak Menhan dengan Jenderal Andika sangat baik dan kuat, dan Jenderal Andika sosok yang paripurna sebagai Panglima," kata Dahnil.
Dahnil menuturkan, Andika berpengalaman sebagai jenderal lapangan dan tempur serta juga memiliki kapasitas akademik dan intelektual yang baik. "Pak Menhan yakin bisa bekerjasama dengan baik dengan beliau (Andika) sesuai dengan perintah dan petunjuk Presiden Joko Widodo untuk memperkuat dan meninggalkan legacy pertahanan RI yang kuat di masa yang akan datang," tutur dia.
Selain soal pilihan yang kembali jatuh ke matra darat, hal yang juga memunculkan pertanyaan dari penunjukkan Andika, yakni usianya akan menginjak 57 tahun pada Desember tahun ini. Artinya, Andika hanya akan menjabat sebagai panglima TNI selama satu tahun.
Pada kurun satu tahun, bisa jadi Andika belum rampung menuntaskan pekerjaan rumah soal Papua, pengamanan Pemilu 2024, dan penguatan alutsista, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia prajurit. Pratikno mengatakan, pemerintah tidak mempermasalahkan masa jabatan Andika yang hanya satu tahun. Sebab, Andika tetap memenuhi syarat karena menjabat kepala staf.
Selain itu, Ginting mengatakan, Jokowi memiliki opsi memperpanjang usia pensiun Andika menjadi 60 tahun. "(Ia) Masih bisa menjabat sampai tiga tahun pada Desember 2024 atau masa peralihan kepemimpinan nasional pada Oktober 2024 mendatang," kata dia.
Namun, jika diperpanjang maka bagaimana dengan jatah untuk TNI AL? Sepanjang sejarah, hanya ada dua panglima TNI dari matra laut, yakni Laksamana TNI Widodo Adi Sutjipto (1999-2002) dan Laksamana TNI Agus Suhartono (2010-2013).
Jika Andika menjabat hingga Desember 2024, siapa yang akan memberikan kesempatan kepada TNI AL? Padahal, Pratikno mengatakan, panglima TNI dari matra laut bisa pada periode berikutnya.