Aneh Tapi Nyata: Bayi Prematur Brasil Lahir Punya Ekor
Ekor bayi di Brasil itu telah dibuang melalui operasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang bayi laki-laki di Brasil lahir dengan kondisi tidak biasa. Bayi yang lahir prematur pada usia 35 minggu ini memiliki ekor di salah satu bokongnya.
Kasus tersebut dipublikasikan melalui laporan di Journal of Pediatric Surgery Case Reports. Bayi yang lahir dengan penyakit kuning itu memiliki ekor sepanjang 12 cm dengan ujung gumpalan daging seperti bola.
Ekor bayi tersebut berhasil diangkat tanpa komplikasi di Rumah Sakit Anak Sabin di kota Fortaleza, Brasil. Laporan itu juga menggambarkan bahwa selama kehamilan, sang ibu kerap menghisap 10 batang rokok per hari dan memiliki infeksi saluran kemih selama trimester pertama.
"Selama kehamilan, sang ibu tidak minum alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang, tetapi merokok 10 batang per hari," tulis laporan itu seperti dilansir Fox News, Senin (8/11).
Penulis jurnal mencatat, sejauh ini baru ada 40 kasus bayi yang pernah dilaporkan terlahir dengan ekor. Faktanya, sekitar minggu keempat kehamilan, mayoritas janin mulai menumbuhkan ekor saat di dalam rahim, tetapi biasanya menghilang pada minggu berikutnya.
Sebagai pengganti, ekor itu berubah menjadi tulang ekor. Karena sistem saraf dan kulit berasal dari embrio yang sama, tim dokter juga melakukan pemeriksaan ultrasound.
Hasil pemindaian itu mengonfirmasi bahwa ekor bayi tidak melekat pada sistem sarafnya. Operasi pengangkatan ekor berjalan sukses.
Jurnal tersebut kemudian mengklasifikasikan ekor manusia sebagai pseudo-tails atau true tails. True tails merepresentasikan kekuatan sisa ekor embrio yang terbentuk antara minggu keempat dan kedelapan kehamilan, yang terdiri dari jaringan adiposa dan ikat, pembuluh darah, otot, dan serabut saraf.
Sementara pseudo-tails adalah tonjolan yang pada dasarnya terdiri dari jaringan adiposa atau tulang rawan dan adanya elemen tulang. Sebuah laporan juga menyebut bahwa terkadang orang tua kerap mengira bayi mereka lahir dengan ekor asli.
Padahal, sebenarnya itu ekor palsu yang biasanya merupakan gejala kelainan tulang ekor atau spina bifida. Para ahli memperkirakan, nenek moyang manusia memiliki beberapa bentuk ekor, namun seiring evolusi, ekor tersebut tidak lagi tumbuh.