Kemenhan: China Mampu Blokade Bandara dan Pelabuhan Taiwan

China meluncurkan apa yang disebut medan tempur 'zona abu-abu' terhadap Taiwan.

AP/Military News Agency
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Militer Taiwan ini, senjata artileri Taiwan menembakkan peluru tajam selama latihan anti-pendaratan sebagai bagian dari latihan Han Guang yang diadakan di sepanjang pantai Pingtung di Taiwan, pada Kamis, 16 September 2021. Lima tahunan Taiwan hari latihan militer Han Guang dirancang untuk mempersiapkan pasukan pulau itu untuk serangan oleh China, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya sendiri.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID,  TAIPEI -- Kekhawatiran Taiwan akan kemampuan militer China bukan tanpa alasan. Militer China bisa menghancurkan infrastruktur penting Taiwan dalam sebuah serangan.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, angkatan bersenjata China mampu memblokade bandara dan pelabuhan penting Taiwan. Laporan ini memberikan gambaran betapa 'mengerikan' ancaman militer yang dapat ditimbulkan raksasa Asia itu.

Baca Juga



China tidak pernah menarik kemungkinan untuk menggunakan kekuatan dalam merebut kendali di Taiwan. Negeri Tirai Bambu juga meningkatkan aktivitas militernya di sekitar pulau yang dikelola demokratis tersebut, termasuk dengan mengirimkan pesawat tempur ke zona pertahanan udara Taiwan.

Dalam laporan dwi-tahunan yang dirilis Selasa (9/11) Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan China meluncurkan apa yang disebut medan tempur 'zona abu-abu'. Taipei menyinggung aksi 554 pesawat tempur China 'menerobos' ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan dari September tahun lalu hingga akhir Agustus tahun ini.

Pengamat militer mengatakan, taktik itu bertujuan untuk menaklukkan Taiwan dengan kelelahan. Sementara Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut Angkatan Bersenjata China atau People's Liberation Army (PLA) memodernisasi kekuatan tempurnya pada 2035. Mereka ingin mengungguli Taiwan dan pasukan asing yang bisa saja membantu Taipei ketika konfrontasi.

"Untuk memiliki keunggulan dalam kemungkinan operasi terhadap Taiwan dan kemampuan menghalau pasukan asing, memberikan tantangan mengerikan bagi keamanan nasional kami," kata Kementerian Pertahanan Taiwan.

"Saat ini PLA mampu melakukan blokade lokal gabungan terhadap pelabuhan, bandara, dan rute penerbangan penting kami untuk memotong jalur komunikasi udara dan laut kami dan berdampak pada aliran pasokan militer dan sumber logistik kami," tambah kementerian.

China mengeklaim Taiwan bagian dari wilayahnya. Kementerian Pertahanan Taiwan belum merespons permintaan komentar. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan Taiwan negara merdeka dan berjanji untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasinya. Tsai memprioritaskan memperkuat pertahanan Taiwan.

Ia berjanji untuk memproduksi lebih banyak senjata dalam negeri termasuk kapal selam. Tsai juga membeli lebih banyak peralatan militer di Amerika Serikat (AS), pemasok utama persenjataan ke negara itu.

Baca juga : Teknologi Jerman Masih Terus Dipakai di Mesin Kapal Perang Cina

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng menggambarkan situasi saat ini 'paling serius' selama 40 tahun lebih. Ia juga meminta anggaran militer tambahan untuk membangun senjata dalam negeri. Tak hanya itu, Taiwan juga akan meningkatkan pasukan cadangan mereka untuk menghadapi eskalasi yang sewaktu-waktu akan datang.

Ekspor kapal

Kemampuan militer China telah menarik pertahian dari Amerika Serikat. Paman Sam merasa khawatir dengan kekuatan militer China yang tumbuh dengan pesat. China bahkan sudah mengekspor alat-alat tempur canggih keluar, salah satunya adalah ke Pakistan.

Baru baru ini China mengekspor kapal perang terbesar dan tercanggih ke Pakistan yang tidak pernah dilakukannya ke negara mana pun. Pelepasan kapal jenis fregat hasil rancang bangun China State Shipbuilding Corporation Limited (CSSC) untuk Angkatan Laut Pakistan itu dilakukan melalui upacara seremonial di galangan CSSC di Shanghai, Senin (8/11).

Fregat 054 yang kemudian dinamai dengan PNS Tughril tersebut dibuat khusus untuk AL Pakistan dengan teknologi mutakhir, berdaya jelajah tinggi dengan kemampuan perang antarpermukaan, dari permukaan ke udara, dan dari permukaan ke bawah laut. Selain itu, kapal juga memiliki kemampuan pengawasan yang luas. Demikian dilaporkan media China, Selasa (9/11).

Dilengkapi dengan sistem peralatan tempur elektronik yang canggih dan modern, kapal fregat bernomor lambung 054A/P tersebut dapat menjalankan sejumlah misi peperangan dalam berbagai situasi. "Ini fregat terbesar dan tercanggih yang pernah China ekspor," demikian CSSC.

Duta Besar Pakistan untuk China Mouin ul Haque dikutip Global Times mengatakan, pengiriman PNS Tughril menjadi babak baru kemitraan Pakistan-China yang telah teruji oleh ruang dan waktu yang relatif lama.

 

 

Pada Oktober lalu Taiwan melaporkan 148 pesawat tempur China masuk ke zona barat dan barat daya wilayah pertahanan mereka selama empat hari. Hal ini meningkatkan ketegangan antara Beijing dan Taiwan.

Baru-baru ini militer China menggelar latihan di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. Taipei mengatakan, latihan ini merupakan pelanggaran strategis yang direncanakan dengan hati-hati. "Perilaku intimidasi ini tidak hanya menghabisi kekuatan tempur dan mengguncang keyakinan dan moral kami, tapi juga mencoba untuk mengubah atau menantang status quo di Selat Taiwan yang tujuan terakhirnya 'merebut Taiwan tanpa pertempuran," kata Kementerian Pertahanan Taiwan.

Kementerian mengatakan untuk melawan upaya China 'merebut Tiawan sambil menghalau intervensi asing'. Mereka berjanji untuk memperdalam upaya mereka dalam 'perang asimetris' untuk menyulitkan China melakukan serangan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler