Sidebar

Nilai Tes Tinggi tak Menjamin Jadi Petugas Kesehatan Haji 

Wednesday, 10 Nov 2021 13:41 WIB
Petugas kesehatan haji sedang merawat seorang jamaah haji yang menderita penyakit gangguan saluran pernafasan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,YOGYAKARTA--Person in Charge (PIC) seleksi online tenaga kesehatan haji (TKH) dari 20 provinsi diminta mengusulkan nama‐calon tenaga kesehatan haji yang memiliki sikap dan pribadi yang baik. Nilai tinggi yang didapat saat seleksi online tidak menjamin diterima jika sikap dan pribadinya buruk.

Baca Juga


"Hasil seleksi online tidak serta merta menjadi penilaian meski nilainya 100, tapi kalau attitude-nya jelek jangan dipilih," kata Budi saat memberikan arahan kepada peserta seleksi online dan desk hasil tenaga kesehatan haji Arab Saudi tahun 2022, di Yogyakarta, Selasa (9/11).

Maka dari itu Budi menegaskan tidak ada jaminan nilai tinggi bisa diterima jadi petugas kesehatan haji, jika tidak memiliki etika yang baik. Namun meski nilainya rendah tapi dia baik budi pekertinya pasti diterima.

"Karena kita buka mencari orang yang pintar tapi mencari petugas yang mau bertugas. Meski nilainya 60 tetapi baik diterima, ada yang nilainya 90 tapi kelakuannya buruk tida bisa kita terima," katanya.

Menurutnya, banyak penilaian-penilaian yang menjadi pertimbangan tim seleksi rekrutmen tenaga kesehatan haji dari Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan menjadikan peserta diterima sebagi tenaga kesehatan haji pada operasional haji tahun 2022.

Budi menegaskan banyak penilaian lagi yang lain yang harus menjadi perhatian PIC dari masing-masing provinsi ketika mengusulkan calon TKH. Untuk itu PIC jangan sampai salah mengusulkan nama-namanya.

"Banyak nilai‐nilai lain yang perlu dipikirkan. Jadi kita harus betul-betul memilih petugas yang baik," katanya.

Budi berharap ada pengelola kesehatan haji di setiap daerah provinsi menjadi petugas kesehatan haji. Pusat kesehatan haji akan memberikan prioritas kepada mereka menjadi petugas kesehatan haji.

"Saya menginginkan memang di setiap provinsi ada satu orang perwakilannya," katanya.

Budi menuturkan, tujuannya mereka diprioritaskan menjadi petugas kesehatan haji agar dapat mengontrol para petugas di daerahnya masing-masingnya. Meski mendapatkan prioritas mereka tidak boleh lalai dalam menjalankan tugasnya.

"Tapi banyak pekerjaan di sana bukan main-main, bukan sekedar jadi petugas aja tapi ada kerjaan lebih di sana," katanya.

Mereka kata Budi harus mampu mengkoordinir semua petugas kesehatan haji di masing-masing daerahnya. Dengan demikian ketika ada masalah dapat ditangani lebih cepat.

"Harus bisa mengkoordinir petugas-petugas  kesehatan haji," katanya.

 

Berita terkait

Berita Lainnya