Anggota DPR: Percepat Penanganan Korban Banjir di Kalbar
Wakil Ketua Komisi X DPR menyebut banjir di Kalbar telah terjadi beberapa pekan
REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Anggota DPR yang juga Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syarif Abdullah Alkadrie berharap pemerintah pusat untuk cepat menangani korban banjir di lima kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang sudah berlangsung selama beberapa pekan terakhir.
"Sampai hari ini air masih tetap tinggi di lima kabupaten di bagian pehuluan Kalbar. Ada Kabupaten Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu," kata Syarif Abdullah Alkadrie di Pontianak, Rabu malam.
Menurut anggota DPR RI dari Dapil Kalbar 1 itu, saat ini yang mendesak adalah bagaimana memenuhi kebutuhan sandang pangan para korban banjir."Berhari-hari, berminggu-minggu mereka hidup dengan kondisi banjir. Ini harus dipikirkan karena ada ratusan ribu warga yang terkena dampak," kata dia menegaskan.
Ia mencontohkan di Kabupaten Sintang, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang dikutip dari laman kalbar.antaranews.com, ada 140 ribu lebih jiwa yang terkena dampak banjir."Ini jumlah yang tidak sedikit," kata Syarif Abdullah.
Ia memahami bahwa langkah jangka pendek adalah bagaimana menangani para korban banjir tersebut. "Kalau upaya teknis untuk mempercepat air surut, sepertinya sulit dilakukan dalam waktu singkat karena ketinggian daratan dan air sungai yang sama serta dalam jumlah luas di sepanjang daerah aliran sungai di lima kabupaten yang terkena banjir," kata dia.
Namun ia mengingatkan agar para peneliti dapat membuat atau menciptakan teknologi baru guna memimalisasi dampak bencana misalnya dengan optimalisasi teknologi modifikasi cuaca. "Ke depan hal tersebut perlu karena Indonesia sudah termasuk ke dalam negara ramah bencana," ungkap dia.
Selain itu, mempersiapkan kondisi pasca banjir setelah air surut dan aktifitas mulai berlangsung normal. Wilayah pehuluan Provinsi Kalbar selama beberapa pekan terakhir terendam banjir terutama di sekitar daerah aliran sungai. Salah satu lokasi yang terkena dampak parah adalah Kabupaten Sintang.