Nabi Muhammad tak Memedulikan Orang yang Berkhianat
Allah akan menutup semua keberkahan orang yang berkhianat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang yang berkhianat pada kesepakatan yang telah dibangun atau terhadap amanah yang diberikan, maka akan menemui kemalangan dalam hidupnya. Sebab Allah Subhanahu wa Ta'ala dan RasulNya tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :مَنْ خَانَ شَرِيْكًافِيْمَاائْتَمَنَهُ عَلَيْهِ وَاسْتَرْعَاهُ لَهُ فَاَنَابَرِىْءٌ مِنْهُ.
Rasulullah bersabda: Barangsiapa berkhianat kepada teman kerja samanya, dalam hal temannya telah mengamanatkan padanya dan meminta ia untuk menjaga terhadap sesuatu. Maka aku (Nabi) itu lepas tangan dari orang yang khianat. (HR. Abu Ya'la dan Baihaqi)
Maksud Nabi SAW berlepas tangan adalah bahwa kelak di hari kiamat, Nabi SAW tidak akan mempedulikan orang-orang yang berkhianat. Maka dari itu ketika Anda menjalin kerja sama untuk suatu bisnis, jagalah kesepakatan yang telah dibangun dan jangan sekali-kali berkhianat.
Sebab khianat akan menghancurkan hubungan dan membuat orang lain menjadi tidak percaya. Begitupun ketika Anda diberi amanat berupa jabatan dalam pemerintahan maka jangan sekali-kali berkhianat dengan melakukan korupsi.
Orang yang berkhianat sejatinya tengah menutup pintu-pintu keberkahan dan rahmat Allah baginya. Sebab semakin dia sering berkhianat semakin banyak orang yang tidak akan mempercayainya.
وَرَوَى أَبُوْدَاوُدَوَالْحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ يَقُوْلُ اللَّهُ اَنَاثَالِثُ الشَّرِيْكَيْنِ مَالَمْ يَخُنْ أَحَدُ هُمَاصَاحِبَهُ فَاِذَاخَانَ خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَازَادَرَزِيْنٌ وَجَاءَالشَّيْطَانُ
Diceritakan Abu Dawud dan Imam Hakim dan mensahihkan Imam Hakim. Allah berfirman: Aku yang ketiga dari dua orang yang menjalin kerja sama. Selagi tidak berkhianat salah satu di antara mereka kepada temannya. Apabila telah berkhianat seseorang, maka Aku keluar dari keduanya. Dan menambahi imam Razin: dan datanglah setan.
Maksud dari hadits ini adalah bahwa Allah menyukai dan akan membersamai orang-orang yang menjalin kerja sama untuk sesuatu perbuatan kebaikan seperti kerja sama dalam berbisnis dan lainnya. Maka Allah akan menurunkan rahmatnya, keberkahan, dan membuka peluang-peluang bagi mereka yang menjalin kerja sama untuk menuju keberhasilan.
Akan tetapi bila ada yang berkhianat, maka Allah akan menutup atau mencabut semua keberkahan dari kerja sama yang telah dibangunnya. Sehingga karena pengkhianatan yang dilakukan, seseorang itu akan menjadi tidak tenang dalam hidupnya. Lantas hidupnya terpuruk dan hanyut dalam godaan setan.
Maka tak sedikit kita mendapati orang-orang yang dulunya sukses dalam bisnis dan hidup kaya raya, namun karena berkhianat lalu usahanya hancur dan hidupnya berantakan. Dan ketahuilah khianat itu adalah salah satu tanda dari pada orang munafik. Sementara Allah dan Rasul-Nya tidak menyukai orang-orang yang munafik.
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًاخَالِصًا وَمَنْ كَانَ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: اِذَاحَدَثَ كَذَبَ وَاِذَاائْتُمِنَ خَاوَاِذَاعَاهَدَغَدَرَ وَاِذَاخَاصَمَ فَجَرَ.
Rasulullah bersabda: Ada empat perkara yang barangsiapa memiliki empat perkara itu, maka dalam dirinya ia benar-benar munafik. Dan barangsiapa dalam dirinya memiliki satu dari empat perkara itu, maka pada dirinya ada sebagian sifat munafik hingga ia meninggalkannya. (Yaitu) jika ia berkata maka dia dusta, dan ketika ia diamanati dia berkhianat, ketika dia janji dia mengingkarinya, dan ketika ia berselisih maka ia meledak-ledak.