KKB Serang Polsek Sugapa di Intan Jaya
Kontak senjata KKB dengan TNI-Polri kembali terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontak senjata antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan TNI-Polri kembali terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Kamis (18/11). Kaops Satgas Nemangkawi, Brigjen Pol Ramdani Hidayat, mengatakan, KKB melakukan penyerangan tepatnya di kantor Polsek Sugapa.
"Betul terjadi penyerangan terhadap kantor polsek di Intan Jaya. Yang diserang Polsek Sugapa," kata Ramdani saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (19/11).
Ia mengungkapkan, KKB melepaskan tembakan sebanyak empat kali yang mengarah ke Polsek Sugapa. Aparat keamanan yang berjaga di lokasi tersebut, sambungnya, sempat melakukan tembakan balasan.
Namun, karena jarak yang cukup jauh, insiden baku tembak itu hanya berlangsung sebentar. Ramdani pun memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka dari anggota TNI-Polri ataupun masyarakat sipil.
"Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa baik dari masyarakat maupun dari TNI-Polri. Kalau dari KKB kita belum tahu," jelas dia.
Sementara itu, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, mengatakan, pihaknya kembali terlibat kontak senjata dengan TNI-Polri di Intan Jaya pada Kamis (18/11) sekitar pukul 07.45 WIT. Sebby menyebut, berdasarkan laporan Komandan Operasi TPNPB Kodap 8 Intan Jaya Undius Kogeya, pihaknya berhasil menembak lima anggota TNI-Polri.
"Dalam kontak senjata ini kami TPNPB berhasil tembak lima anggota pasukan teroris, yaitu TNI-POLRI, empat tewas dan satu luka-luka. Dan pihak TPNPB Kodap 8 Intan Jaya belum ada yang korban," ujar Sebby dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta.
Sebby pun meminta kepada masyarakat sipil untuk segera mengosongkan wilayah Intan Jaya. Peringatan ini ia sampaikan karena pasukan TPNPB-OPM sudah menyatakan mulai perang terhadap TNI-Polri.
Selain itu, Sebby menuturkan, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni juga sempat meminta kepada TPNPB-OPM agar menghentikan perang. Sebby bahkan mengeklaim bahwa Natalis hendak memberikan uang sebesar Rp 1,6 miliar kepada TPNPB-OPM untuk berdamai dan menghentikan perang.
Namun, Sebby mengaku, pimpinan TPNPB-OPM menolak tawaran uang tersebut. Sebab, menurut dia, pihaknya melakukan serangan bukan untuk mendapatkan uang, melainkan menuntut kemerdekaan bagi Papua.
"Kami tolak, karena saya perang bukan untuk minta uang dan project, tetapi kami perang dengan tuntutan hanya satu, yaitu perang untuk menuntut hak politik kemerdekaan bagi Bangsa Papua dari kolonialisme Indonesia," tutur Sebby.
"Kami generasi muda 36 pimpinan perang sekarang tidak akan berhenti atau menyerah. Dan akan terus berlanjut dengan perang pembebasan nasional bangsa Papua," imbuhnya.