Manfaat Minum Kopi dan Teh untuk Kesehatan Otak
Kebiasaan minum teh dan kopi membantu otak dalam kondisi prima.
REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Umi Nur Fadhilah, Rahma Sulistya
Penelitian baru menunjukkan bahwa kebiasaan minum teh atau kopi dapat membantu otak dalam kondisi prima. Studi ini menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua dan sehat di Inggris, yang secara teratur minum kopi atau teh, lebih kecil kemungkinannya mengalami strok dan demensia selama periode 11 tahun kemudian dibandingkan mereka yang tidak meminum keduanya.
Meskipun temuan ini tidak dapat mengkonfirmasi hubungan sebab-akibat, namun, studi terbaru ini menunjukkan bahwa minuman ini memiliki beberapa manfaat kesehatan. Demensia adalah hilangnya fungsi kognitif progresif, yang saat ini tidak dapat disembuhkan, yang menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia. Dimensia siap menjadi masalah kesehatan yang lebih besar di masa depan, berkat orang-orang yang hidup lebih lama.
Strok, yang terjadi ketika aliran darah di otak terganggu, menyebabkan sekitar 10 persen kematian secara global setiap tahun. Penderita strok juga dapat mengalami banyak komplikasi, termasuk demensia. Jadi, cara apapun yang mungkin untuk mengurangi kemungkinan mengembangkan penyakit yang melemahkan ini akan menjadi keuntungan.
Sementara, teh sudah cukup lama dianggap sebagai minuman sehat, dan kopi lebih kontroversial. Namun, akhir-akhir ini, kopi disebut minuman yang memiliki banyak manfaat. Studi baru menunjukkan konsumsi kopi secara teratur dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah, kanker tertentu, dan kematian dini secara umum.
Namun, menurut penulis studi baru ini, yang diterbitkan di PLOS Medicine, masih ada perdebatan tentang manfaat kopi dan teh dalam mengurangi risiko strok dan demensia. Para peneliti, yang berbasis di China, melihat data dari UK Biobank, yakni sebuah proyek penelitian jangka panjang yang telah melacak kesehatan sukarelawan di Inggris sejak pertengahan 2000-an.
Mereka secara khusus berfokus pada 365.682 orang antara usia 50 dan 74 tahun, tanpa strok atau demensia yang sudah ada sebelumnya, yang telah diikuti selama rata-rata 11,4 tahun atau hingga 2020. Pada awal penelitian, para peserta ditanya bagaimana sering mereka minum kopi atau teh.
Secara keseluruhan, ada 5.079 kasus demensia dan 10.053 kasus strok yang didiagnosis selama waktu itu berdasarkan catatan rumah sakit. Di antara berbagai kelompok konsumsi kopi dan teh, mereka yang mengatakan minum dua hingga tiga cangkir kopi sehari, tiga hingga lima cangkir teh sehari, atau kombinasi empat hingga enam cangkir kopi dan teh adalah yang paling sedikit kemungkinan mengembangkan demensia atau strok.
Orang-orang ini memiliki risiko demensia 28 persen lebih rendah dan risiko strok 32 persen lebih rendah. Penelitian lain juga menemukan hubungan antara konsumsi teh dan kopi dengan risiko strok atau demensia yang lebih rendah.
"Temuan kami menunjukkan bahwa konsumsi moderat kopi dan teh secara terpisah atau dalam kombinasi dikaitkan dengan risiko strok dan demensia yang lebih rendah," kata penelitian itu dilansir gizmodo, Jumat (19/11).
Para penulis memperingatkan bahwa studi observasional semacam ini tidak dapat digunakan untuk membuktikan sebab-akibat. Mereka juga mencatat bahwa sukarelawan UK Biobank cenderung dalam kondisi yang baik, yang dapat berarti temuan itu kurang dapat diterapkan pada populasi umum. Studi ini hanya melihat gambaran pola makan orang-orang, yang berarti tidak dapat memastikan orang-orang dalam penelitian ini tetap peminum kopi atau teh atau abstain sepanjang waktu.
Namun, temuan ini menambah tumpukan penelitian yang menunjukkan efek positif pada risiko strok dari minuman ini. Penelitian lain menunjukkan kopi dan teh dapat meningkatkan fungsi keseluruhan pembuluh darah , yang mungkin menjelaskan mengapa minuman ini tampaknya menurunkan risiko strok iskemik secara khusus daripada strok hemoragik.
Strok iskemik disebabkan penyumbatan bekuan darah, sedangkan strok hemoragik adalah akibat dari pecahnya pembuluh darah dan keluarnya darah ke otak sekitar 80 persen dari strok adalah iskemik. Namun, mungkin ada faktor pelindung lain yang harus diselidiki dalam studi di masa depan, seperti manfaat antioksidan dari kafein. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengetahui apakah benar-benar mungkin untuk mencegah kasus strok dan demensia dengan memberi tahu orang-orang untuk mulai minum kopi dan teh, jika mereka belum menjadi peminum rutin.
“Temuan kami mendukung hubungan antara konsumsi kopi dan teh moderat dan risiko strok dan demensia. Namun, apakah pemberian informasi itu dapat meningkatkan hasil strok dan demensia, masih harus ditentukan,” tulis para penulis penelitian.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 55 juta orang di seluruh dunia menderita demensia dengan jumlah yang diperkirakan akan meningkat menjadi 78 juta pada 2030 dan 139 juta pada 2050. Sayangnya, tidak seperti penyakit kardiovaskular, langkah-langkah untuk menjaga otak tetap baik ini masih kurang jelas.
Namun menurut sebuah penelitian, ada satu minuman yang jika diminum rutin setiap hari bisa mengurangi risiko demensia hingga 50 persen. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition, Health, and Aging, pada Desember 2016, tim peneliti dari National University of Singapore meneliti keterkaitan mengonsumsi teh secara teratur terhadap demensia.
Para peneliti mengumpulkan 957 peserta dari China berusia 55 tahun untuk melakukan studi longitudinal. Hasil penelitian menemukan bahwa mereka yang minum teh setiap hari mengalami penurunan risiko demensia hingga 50 persen.
Dalam kasus peserta yang membawa gen APOE e4 yang menempatkan mereka pada risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit Alzheimer, peminum teh setiap hari penurunan risiko demensia hingga 86 persen. Menurut para peneliti, hasil penelitian menunjukkan bahwa minum teh setiap hari bisa menjadi cara yang terjangkau dan mudah untuk memerangi timbulnya penyakit demensia.
Sekolah Kedokteran Yong Loo Lin Singapura (NUS) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa teh adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Data dari penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup sederhana dan murah seperti minum teh setiap hari, bisa mengurangi risiko seseorang terkena gangguan neurokognitif di usia lanjut.
"Sementara penelitian dilakukan pada orang tua di China, hasilnya bisa berlaku untuk ras lain juga. Temuan kami memiliki implikasi penting untuk pencegahan demensia," ujar penulis studi dan asisten profesor dari Departemen Kedokteran Psikologis di Universitas Nasional, Feng Lei, dilansir dari bestlife.
Para peneliti juga menemukan bahwa manfaat kesehatan dari minum teh tidak hanya terbatas pada satu jenis saja. Setiap daun teh yang baru diseduh (termasuk hitam, hijau, dan oolong) terbukti memiliki efek neuroprotektif yang ditemukan dalam penelitian ini.
“Berdasarkan penelitian saat ini, manfaat jangka panjang dari konsumsi teh ini adalah karena senyawa bioaktif dalam daun teh, seperti katekin, theaflavin, thearubigins, dan L-theanine,” jelas Feng.