Rambut Rontok, Kapan Harus Khawatir?
Normalnya, rambut akan rontok sekitar 50-100 helai setiap hari.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang biasanya akan melepaskan sekitar 50-100 helai rambut setiap hari. Akan tetapi, ada kalanya rambut rontok merupakan sinyal dari sebuah masalah.
Menurut ahli dermatologi dari Yale Medicine Jeffrey M Cohen MD, rambut rontok umumnya bukan merupakan kondisi yang berbahaya. Kejadian rambut rontok sering kali meningkat seiring dengan usia.
Diperkirakan ada 55 persen perempuan yang mengalami masalah rambut rontok di usia 70 tahun. Hanya saja, pada sebagian kasus, rambut rontok bisa jadi merupakan pertanda dari adanya masalah kesehatan lain. Salah satu di antaranya adalah hipotiroidisme.
Terlepas dari penyebabnya, kondisi rambut rontok bisa memberikan dampak psikologis bagi perempuan. Tak jarang, kondisi ini memicu terjadinya kecemasan dan depresi.
Ada tiga tipe kerontokan rambut yang dialami perempuan. Berikut penjelasannya, seperti dikutip dari Insider, Jumat.
Androgenetic alopecia
Kondisi ini terjadi ketika rambut akan mulai menipis di bagian atas dan samping kepala. Ini merupakan tipe rambut rontok yang paling umum.
Telogen effluvium
Masalah kerontokan ini kerap dipicu oleh stres. Stres bisa menyebabkan jumlah folikel rambut yang tidak aktif meningkat secara tiba-tiba. Kondisi inilah yang memicu peningkatan jumlah rambut yang rontok.
Anagen effluvium
Kerontokan rambut ini terjadi secara cepat akibat pengaruh obat. Contohnya adalah obat kemoterapi.
Penyebab
Ada beragam faktor yang bisa menyebabkan rambut rontok pada perempuan. Salah satu di antaranya adalah genetik, di mana perempuan yang memiliki orang tua dengan masalah kebotakan cenderung lebih berisiko mengalami rambut rontok.
Menopause turut memicu kerontokan rambut. Sekitar dua per tiga perempuan mengalami penipisan rambut atau spot botak setelah menopause.
Hal ini bisa terjadi karena perempuan memproduksi lebih sedikit estrogen dan progesteron saat menopause. Kondisi ini memicu peningkatan produksi hormon androgen yang diketahui berkaitan dengan pengecilan folikel rambut dan rambut rontok.
Gejala dan risiko
Rambut rontok biasanya ditandai dengan menipisnya rambut di area atas atau sisi kepala. Pada sebagian kasus, rambut rontok bisa disertai dengan munculnya spot botak.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko perempuan mengalami rambut rontok. Sebagian di antaranya adalah berusia di atas 40 tahun, menopause, baru melahirkan bayi, menjalani kemoterapi, mengidap penyakit tiroid, atau mengalami defisiensi vitamin D.
Defisiensi zat besi dapat berkontribusi pada rambut rontok. Selain itu, defisiensi vitamin D juga dapat memicu rambut rontok karena vitamin D memiliki peran signifikan dalam pertumbuhan rambut. Biasanya, defisiensi vitamin D berkaitan dengan tipe androgenetic alopecia dan telogen effluvium.
Terapi
Ada beragam pilihan terapi yang dapat membantu perempuan mengatasi rambut rontok. Terapi ini bisa dipilih sesuai dengan akar masalah yang memicu kerontokan rambut pada perempuan.
Sebagai contoh, rambut rontok yang dipicu oleh stres atau kehamilan biasanya bersifat sementara. Menunggu beberapa waktu setelah melahirkan atau mengelola stres bisa membantu mengatasi kerontokan ini.
Bila dipicu oleh hal lain, penggunaan suplemen dinilai bisa membantu mengatasi kerontokan rambut. Beberapa suplemen yang dianjurkan adalah suplemen vitamin D, omega 3 dan 6 yang disertai antioksidan, viviscal, serta nutrafol.
Untuk obat, FDA telah menyetujui penggunaan Minoxidil untuk mengatasi rambut rontok ada perempuan dan laki-laki. Obat ini merupakan obat bebas (over the counter) sehingga bisa diakses tanpa resep dokter.
Ada pula obat dengan resep dokter yang dapat membantu mengatasi rambut rontok. Obat tersebut adalah Spironolactone, tipe steroid yang dapat menghalau efek dari androgen di tubuh.
Opsi terapi pun cukup beragam. Beberapa terapi yang dapat membantu mengatasi rambut rontok adalah terapi penggantian hormon, terapi laser, dan transplantasi rambut.
Pencegahan
Rambut rontok yang berkaitan dengan penuaan, faktor keturunan, atau penyakit tidak dapat dicegah. Akan tetapi, rambut rontok yang berkaitan dengan gaya hidup bisa dicegah.
Beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah menjalani diet seimbang dan memenuhi semua kebutuhan vitamin serta mineral, mengelola stres, dan berhenti merokok. Menghindari tata rambut yang terlalu ketat atau produk yang tinggi zat kimia atau sulfat turut membantu mencegah rambut rontok.