Vaksin Pfizer Efektif 100 Persen Cegah Covid-19 pada Anak

Vaksin Pfizer efektif 100 persen cegah Covid-19 pada anak setelah empat bulan.

AP/Pfizer
Vaksin Pfizer efektif 100 persen cegah Covid-19 pada anak setelah empat bulan.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga


Oleh: Umi Nur Fadhilah

Data terbaru dari uji coba Fase III Pfizer yang menguji vaksin mRNA Covid-19 pada anak berusia 12 hingga 15 tahun menunjukkan kemanjuran hingga empat bulan setelah suntikan dua dosis. Data itu mengungkapkan vaksin ini 100 persen efektif mencegah infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala pada anak-anak.

“Seiring dengan upaya komunitas kesehatan global meningkatkan jumlah orang yang divaksinasi di seluruh dunia, data tambahan ini memberikan kepercayaan lebih lanjut terhadap profil keamanan dan efektivitas vaksin kami pada remaja,” kata CEO Pfizer, Albert Bourla dilansir New Atlas, Rabu (24/11).

Data baru, yang belum ditinjau dan diterbitkan oleh rekan sejawat, menawarkan wawasan tentang keamanan dan kemanjuran vaksin Pfizer hingga enam bulan setelah dosis kedua. Uji coba Fase III dilakukan terhadap 2.226 peserta berusia antara 12 dan 15 tahun. 

Hasilnya menunjukkan 30 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi pada kelompok plasebo dan nol kasus pada kelompok vaksin, selama periode tindak lanjut empat bulan. Ini berarti 100 persen kemanjuran dalam mencegah gejala Covid-19. Tidak ada kejadian serius yang merugikan, yang terdeteksi selama tindak lanjut setidaknya enam bulan.

“Ini adalah data jangka panjang pertama dan satu-satunya yang diungkapkan yang menunjukkan keamanan dan kemanjuran vaksin Covid-19 pada individu berusia 12 hingga 15 tahun,” ujar CEO BioNTech, perusahaan yang bekerja dengan Pfizer untuk vaksin tersebut, Ugur Sahin.

Semakin banyak data yang dikumpulkan dari uji klinis, maka semakin memperkuat dasar bukti yang mendukung kemanjuran dan keamanan dari vaksin Covid-19 Pfizer di seluruh populasi remaja dan dewasa. Pengumuman Pfizer yang baru tidak mengacu pada kekhawatiran tentang efek samping peradangan jantung (yang dikenal sebagai miokarditis) yang terlihat pada sejumlah kecil anak muda setelah vaksinasi mRNA. 

 

Kemungkinan percobaan Fase III ini tidak cukup besar untuk mendeteksi efek samping yang langka ini. Namun, analisis terbaru dari data vaksinasi dunia dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menemukan sekitar enam dari setiap 100 ribu pria berusia antara 12 dan 17 tahun melaporkan miokarditis ringan, setelah vaksinasi mRNA.

Analisis CDC menunjukkan kasus miokarditis ini sebagian besar ringan dan sembuh dengan cepat. Plus, CDC menunjukkan, efek samping ini sangat jarang sehingga remaja masih lebih mungkin menderita Covid-19 parah dan rawat inap daripada mengalami miokarditis akibat vaksinasi.

Pfizer berencana mengirimkan data ini ke FDA sebagai bagian dari pengajuannya untuk persetujuan penuh vaksin dalam kelompok usia ini. Pada Mei, FDA mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat Pfizer untuk vaksinnya pada usia 12 hingga 15 tahun. 

Pada Agustus, vaksin ini menerima persetujuan pasar untuk semua orang yang berusia di atas 16 tahun. Sejumlah negara di seluruh dunia dengan aman memberikan vaksin Covid-19 Pfizer kepada anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun selama berbulan-bulan, termasuk Kanada, Singapura, dan beberapa negara Eropa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler