UMM Dorong Petani Milenial Manfaatkan Potensi Pertanian
Prodi agribisnis juga telah mendapat sertifikasi akreditasi unggul.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Prodi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar seminar nasional secara daring bertemakan "Potensi Sektor Pertanian dan Peran Pemuda pada Pertumbuhan Ekonomi Nasional". Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan dies natalis prodi agribisnis UMM.
Wakil Rektor I UMM, Profesor Syamsul Arifin mengucapkan selamat kepada Program Studi (Prodi) Agribisnis UMM atas capaian yang telah diraihnya selama 36 tahun berdiri. Ia juga mendukung penuh terselenggaranya acara webinar ini serta berharap event ini dapat menambah pengetahuan para mahasiswa terhadap potensi pertanian. "Utamanya dalam upaya untuk menumbuhkan ekonomi nasional," katanya.
Syamsul merasa bangga terhadap Prodi Agribisnis, baik penyelenggaraan webinar ini maupun capaian-capaian prestasinya. Terbaru, Agribisnis juga telah mendapat sertifikasi akreditasi unggul. Capaian ini berkat kerja keras dan kerja kolektif teman-teman Agribisnis yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas sampai tahap tersebut.
Kepala Pusat Penelitian & Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan, Priatna Sasmita mengatakan, presiden telah menyampaikan beberapa arahan dalam pengembangan sektor pertanian. Arahan tersebut juga meliputi pengolahan produk pertanian. "Sehingga nantinya diharapkan bisa memberikan nilai tambah pada produk yang dijual," katanya dalam keterangan pers, Jumat (26/11).
Untuk mendukung program tersebut, Priatna menilai, diperlukan skema pembiayaan dan pendampingan yang intensif. Pendampingan itu mencakup pengelolaan keuangan, aspek kemasan, pemasaran, serta dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Presiden juga mendorong para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di sektor pertanian untuk melakukan kolaborasi dengan pihak lain. Dengan begitu, mereka bisa membentuk usaha yang lebih besar.
Di samping itu, Priatna juga mengatakan, Indonesia memiliki beberapa potensi untuk mendukung sektor pertanian di masa depan. Pertama, ketersediaan lahan pertanian dan bonus demografi yang melimpah. Hal ini berarti generasi muda dapat diarahkan menjadi petani milenial.
Selanjutnya, petani milenial diharapkan mampu berinovasi serta memiliki gagasan kreatif. Dengan demikian, dapat bersaing di bidang teknologi pertanian.
Dengan potensi yang ada, Priatna, mengaku sangat disayangkan para generasi muda justru tidak ingin bekerja di sektor ini. Oleh hal tersebut, pihaknya sedang mengupayakan untuk mendorong pertumbuhan dan pemberdayaan 2,5 juta petani milenial. Selain itu, juga mengembangkan smart farming, food estate, korporasi petani, dan digitalisasi pertanian demi kemajuan bangsa.