Apa Itu Varian Omicron? Ini Penjelasan dari Tiga Pakar
Omicron menjadi 'varian of concern' WHO sejak 26 November.
REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Gumanti Awaliyah
Omicron menjadi salah satu varian baru korona yang tengah diwaspadai oleh berbagai negara, termasuk Indonesia. Varian yang awalnya dijuluki B.1.1.529 pertama kali terdeteksi di Botswana, Afrika Selatan. Varian itu telah masuk ke dalam daftar variant of concern WHO sejak 26 November.
Sebenarnya dari mana asal mula nama omicron? Pada awal pandemi, WHO menilai perlu cara sederhana untuk mengomunikasikan nama varian SARS-CoV-2, hingga akhirnya diputuskan untuk memaki huruf alfabet Yunani. Penamaannya sendiri ditetapkan oleh TAG-VE, panel penasihat independen yang mengevaluasi apakah suatu varian memiliki signifikansi kesehatan masyarakat global.
Omicron adalah varian SARS-CoV-2 ke-13, tetapi ditandai dengan huruf ke-15 dari alfabet Yunani. WHO telah memutuskan untuk melewati Nu dan Xi, huruf ke-13 dan ke-14 dari alfabet Yunani. Alasannya karena Nu takut disalahartikan dengan kata New. Sementara Xi dilewati karena banyak digunakan sebagai nama keluarga sehingga menurut WHO itu berpotensi menyebabkan pelanggaran terhadap kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional, atau etnis.
"Karena Nu dan Xi dilewat, varian terbaru akhirnya diberi nama omicron," demikian pernyataan dari WHO.
Lalu, mengapa omicron menjadi perhatian? Vinod Balasubramaniam, seorang ahli virus dari Monash University di Malaysia mengatakan bahwa mutasi yang terlihat pada omicron semuanya terletak di wilayah yang sebelumnya telah dikaitkan dengan peningkatan penularan.
Balasubramaniam menjelaskan, B.1.1529 memiliki 32 mutasi yang terletak di protein lonjakannya. Ini termasuk E484A, K417N, dan N440K yang terkait dengan membantu virus lolos dari deteksi antibodi. Mutasi lain, N501Y, tampaknya meningkatkan kemampuan virus untuk masuk ke sel tubuh sehingga membuatnya lebih mudah menular.
“Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah sebagian besar mutasi utama terletak di RBD protein lonjakan, lokasi yang tepat di mana antibodi dari vaksin ditargetkan. Dengan kata lain, 32 mutasi yang terdeteksi di protein lonjakan varian baru akan mengubah bentuk struktur ini sehingga menimbulkan masalah bagi respons imun yang diinduksi oleh vaksin,” kata Balasubramaniam seperti dilansir dari New Atlas, Senin (29/10).
Masih terlalu dini untuk memahami dampak omicron secara nyata karena memang belum ada data yang komprehensif. Namun, yang pasti, variannya telah dikaitkan dengan lonjakan besar kasus Covid-19 di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan. Tingkat kepositifan di wilayah itu telah meningkat secara dramatis dari 1 persen menjadi 30 persen dalam dua minggu.
Lalu, dari mana omicron berasal? Aspek yang sangat tidak biasa dari kemunculan omicron adalah garis keturunan genomiknya yang terisolasi secara aneh. Dominasi varian delta selama enam bulan terakhir membuat banyak ilmuwan memprediksi bahwa varian omicron adalah turunan dari delta.
Namun, Trevor Bedford, seorang peneliti yang mempelajari evolusi virus, mengatakan, omicron belum muncul dari varian terbaru. Menurut dia, koneksi evolusioner terdekat omicron adalah strain SARS-CoV-2 dari pertengahan 2020.
"Cabang yang sangat panjang ini (> 1 tahun) menunjukkan periode sirkulasi yang diperpanjang dalam geografi dengan pengawasan genomik yang buruk (tentu saja bukan Afrika Selatan) atau evolusi berkelanjutan pada individu yang terinfeksi secara kronis sebelum menyebar kembali ke populasi," kata Bedford.
Adapun yang membedakan kemunculan omicron dengan varian SARS-CoV-2 yang terdeteksi sebelumnya adalah seberapa dini hal itu teridentifikasi. Varian delta pertama kali didokumentasikan pada Oktober 2020 sebelum akhirnya meluas pada April 2021 dan akhirnya mendapatkan label VOC pada Mei setelah para ilmuwan mengaitkannya dengan lonjakan besar-besaran di India.
Dalam kasus omicron, karena sifat luar biasa kuat dari sistem pengawasan genom Afrika Selatan, varian SARS-CoV-2 yang baru dan tidak biasa telah ditangkap sebelum menyebar secara signifikan ke seluruh dunia. Sayangnya, itu juga berarti tidak ada jawaban yang baik saat ini untuk pertanyaan tentang penularan omicron atau tingkat keparahan penyakit.
Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, juga mengatakan bahwa hingga kini para peneliti masih belum memastikan seberapa ganas varian baru ini.
"Jujur, kami belum mengetahui apakah itu lebih buruk dari delta atau tidak. Ini membuat kami sangat sulit untuk menyampaikannya kepada publik. Di satu sisi, kami tidak ingin membuat orang panik, tapi di sisi lain kami tidak ingin memiliki masalah yang berpotensi besar. Jadi, Anda harus bersiap untuk yang terburuk sekalipun,” kata Fauci.