Vaksin Omicron akan Disetujui dalam Empat Bulan ke Depan

Eropa akan menyetujui vaksin khusus Omicron apabila diperlukan.

Pixabay
Eropa akan menyetujui vaksin khusus Omicron apabila diperlukan.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) baru dapat menyetujui vaksin COVID-19 yang disesuaikan dengan target varian baru Omicron dalam 3-4 bulan apabila diperlukan. Hal ini disampaikan langsung EMA pada Selasa (30/11), seraya menegaskan bahwa vaksin yang ada saat ini akan terus memberikan perlindungan.

Baca Juga


Saat berbicara di hadapan Parlemen Eropa, Direktur Eksekutif EMA, Emer Cooke, mengaku, tidak tahu apakah para produsen obat harus memodifikasi vaksin COVID-19 mereka untuk terlindungi dari Omicron. EMA mengaku sudah mengantisipasi langkah tersebut.

"Bahkan jika varian baru itu semakin meluas, vaksin yang kami miliki akan terus memberikan perlindungan," ucapnya, dilansir dari reuters, Selasa.

Pernyataan itu disampaikan ketika CEO Moderna mulai membunyikan alarm baru di pasar keuangan pada Selasa. Hal itu disampaikan setelah ia memperingatkan bahwa vaksin sepertinya kurang ampuh melawan varian yang pertama kali muncul di Afrika Selatan itu, berbeda halnya terhadap varian Delta.

Sebelumnya, Ahli Epidemiologi dari Deakin University, Catherine Bennett, mengatakan, para ilmuwan juga akan menganalisis tingkat infeksi waktu di Afrika Selatan dan negara-negara Afrika lainnya untuk menentukan tingkat infeksi antara orang yang divaksinasi dan tidak divaksinasi. Namun, salah satu masalahnya adalah rendahnya persentase orang yang divaksinasi di wilayah tersebut. Di Afrika Selatan, lanjut Bennett, sebagian besar pekerjaan epidemiologi sedang dilakukan, tingkat vaksinasi sekitar 24,1 persen untuk seluruh populasi.

Pembuat vaksin, seperti Pfizer dan Moderna, diinformasikan sudah mengerjakan vaksin generasi berikutnya. Vaksin mRNA ini disebut akan menargetkan varian tertentu yang beredar, seperti Omicron. Bennett mengatakan bahwa tim produksi vaksin kemungkinan hanya butuh beberapa pekan untuk memproduksi vaksin Covid-19 generasi berikutnya. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler