Ciri Istri Salehah
Sebaik-baiknya perhiasan adalah istri yang salehah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah tangga yang di dalamnya terdapat istri bertakwa dan salehah akan menemui kebahagiaan, kenyamanannya dan ketenteraman. Sebab istri yang takwa dan salehah mengerti betul akan kewajibannya sebagai hamba Allah, sebagai istri bagi suaminya, dan sebagai ibu bagi anak-anaknya. Maka dari itu istri yang salehah sangatlah berharga. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلدُّنْيَامَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَاالْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda: "Dunia itu perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah istri yang salehah," (HR. Bukhari).
Sebab itu pula bagi laki-laki yang hendak menikah, jadikanlah ketakwaan dan kesalehan sebagai prioritas yang dinilai dari seorang calon istri sebelum menikahinya. Ketika telah mendapati seorang calon istri itu bagus ibadahnya seperti menjaga shalatnya, istiqamah membaca Alquran, senang berzikir dan melaksanakan sunah lainnya, maka setelah itu lihatlah bagaimana akhlaknya, baktinya kepada keluarga, prinsipnya dalam menjaga kehormatan diri dan keluarga.
Karena istri yang saleh adalah yang taat kepada suaminya. Selama suaminya tidak memerintahkan untuk berbuat maksiat dan dosa, maka wajib bagi seorang istri taat pada suaminya.
Selain itu, istri yang salehah adalah yang membuat bahagia ketika suaminya memandangnya. Istri salehah akan memberikan senyum terbaik dan penampilan terbaik ketika suaminya berada di rumah.
Akhlaknya pun baik kepada suami dan anak-anaknya. Dan ketika berbicara dengan suaminya, ia tidak mengeluarkan suara yang lebih tinggi dari suaminya.
Istri yang salehah juga yang menuruti suaminya. Dan istri salehah itu mampu menjaga harga dirinya, kehormatan keluarganya, harta benda keluarganya terlebih yang khusus milik suaminya, ketika suaminya itu sedang tidak di rumah.
Wanita salehah tidak akan berselingkuh. Ia tidak akan berani memasukan lelaki asing ke dalam rumah ketika suaminya pergi.
Wanita salehah akan menjaga baik apa yang diamanatkan suaminya. Ia tidak akan menjual atau pun sekadar meminjamkan benda-benda milik suaminya kepada orang lain tanpa terlebih dulu mendapatkan izin dari suaminya.
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَااسْتَفَادَالْمُؤْمِنُ بَعْدَتَقْوَى اللَّهِ خَيْرًالَهُ مِنْ زَوْجَةٍ صَالِحَةٍ, إِنْ أَمَرَهَاأَطَاعَتْهُ وَاِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ, وَاِنْ أَقْسَمَ عَلَيْهَاأَبَرَّتْهُ, وَاِنْ غَابَ عَنْهَا نَصَحَتْهُ فِى نَفْسِهَاوَمَالِهِ.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda: "Tidaklah memperoleh seorang Mukmin sesudah bertakwa kepada Allah sebuah kebaikan bagiannya daripada memperoleh Istri yang salehah. Apabila memerintah kepadanya maka ia taat pada suaminya, apabila suaminya melihatnya maka membahagiakan, apabila sumpah suaminya atas istrinya maka ia menuruti suaminya, apabila suaminya pergi maka ia menjaga dirinya dan harta suaminya," (HR. Ibnu Majah)