Hal yang Perlu Diketahui dari Vaksin Pfizer Anak

Vaksin Pfizer untuk anak diberikan sepertiga dari dosis untuk dewasa.

AP/Mary Altaffer
Vaksin Pfizer untuk anak diberikan sepertiga dari dosis untuk dewasa.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga


Oleh: Umi Nur Fadhilah

Program vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia lima hingga 11 tahun mulai dilakukan di beberapa negara. Meskipun kasus virus corona anak-anak telah turun sejak puncaknya pada September, kasus meningkat sekitar 32 persen dari dua pekan lalu.

Vaksin Pfizer untuk anak-anak ukurannya sepertiga dari dosis biasa, formula yang sedikit berbeda, dan diberikan dengan jarum yang lebih kecil. Dosis ini mendapat lampu hijau Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS, setelah data menunjukkan profil keamanan yang menggembirakan dan efektivitas tinggi (90,7 persen). Dalam uji coba yang sedang berlangsung, yang menguji vaksin pada sekitar 3.100 anak usia 5 hingga 11 tahun, tidak ada laporan efek samping serius.

"Kami tahu jutaan orang tua sangat ingin anak mereka divaksinasi, dan dengan keputusan ini, kami sekarang merekomendasikan sekitar 28 juta anak untuk menerima vaksin Covid-19," kata Direktur CDC, Rochelle Walensky dilansir Cnet, Jumat (2/12).

Sebagai seorang ibu, Walensky mendorong orang tua segera berkonsultasi dengan dokter jika memiliki keraguan, untuk mempelajari lebih lanjut tentang vaksin dan pentingnya memvaksinasi anak-anak. Dengan lampu hijau dari CDC dan FDA, orang tua dapat membawa anak-anaknya untuk mendapatkan suntikan Covid-19. Sejak 17 November, Gedung Putih memperkirakan ada sekitar 10 persen anak-anak usia lima tahun hingga 11 tahun telah mendapatkan vaksin Covid-19.

Anak-anak tetap berisiko rendah terkena penyakit parah dan kematian Covid-19 dibandingkan populasi orang dewasa. Namun, anak-anak dapat mengalami komplikasi dari Covid-19, termasuk long-covid dan sindrom inflamasi multisistem. 

Menurut data yang dibagikan pada pertemuan penasihat FDA ada lebih dari 1,9 juta anak dalam kelompok usia tersebut telah terinfeksi sejak awal pandemi. Menurut data CDC dari 22 November, sebanyak 199 anak berusia lima tahun hingga 11 tahun telah meninggal karena Covid-19 di AS. 

Pandemi memiliki efek lain pada anak-anak, termasuk mental dan emosional. Pada pertengahan Oktober, American Academy of Pediatrics (AAP), American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP), dan Children's Hospital Association mendeklarasikan keadaan darurat nasional dalam kesehatan mental anak dan remaja, dengan anak-anak dari komunitas kulit berwarna terpengaruh secara tidak proporsional. 

Mengingat peran pembelajaran tatap muka dalam perkembangan anak, CDC memprioritaskan adanya pembelajaran tatap muka untuk siswa pada musim gugur ini. Mereka memiliki panduan tentang strategi pencegahan yang harus digunakan sekolah untuk menjaga siswa dan staf tetap aman.

Kini, FDA dan CDC telah menandatangani persetujuan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia lima tahun hingga 11 tahun. Anak-anak berusia 12 tahun ke atas telah memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin Covid-19 Pfizer untuk sementara waktu. Vaksin mRNA lainnya, Moderna, dan satu-satunya vaksin dosis tunggal di pasar AS, Johnson & Johnson, belum tersedia untuk anak-anak.

 

Radang otot jantung

Sebelumnya, radang otot jantung disebut menjadi efek samping dari vaksin Covid-19 pada anak-anak. Miokarditis dan perikarditis, atau radang otot jantung, adalah  efek samping yang tidak umum terkait dengan vaksin Moderna dan Pfizer, dan sebagian besar terlihat pada orang di bawah 30 tahun. Setelah melihat data dan menimbang risiko vaksinasi dan manfaat perlindungan dari Covid-19, CDC masih merekomendasikan semua orang, termasuk anak-anak berusia lima tahun untuk melakukan vaksinasi.

Sebelum rekomendasi resmi CDC, para ahli yang memberikan panduan merumuskan apakah akan merekomendasikan vaksin, dengan membahas risiko versus manfaat untuk anak-anak berusia lima tahun. Meskipun mereka tidak memiliki data untuk menunjukkan risiko absolut miokarditis untuk anak-anak usia lima tahun hingga 11 tahun, para ahli mencatat miokarditis awal jauh lebih rendah pada anak-anak dibandingkan kelompok lain. Sebaliknya, mereka memiliki risiko MIS-C yang jauh lebih tinggi, yakni komplikasi serius Covid-19.

"Intinya adalah tertular COVID jauh lebih berisiko ke jantung daripada apa pun dalam vaksin ini, tidak peduli berapa usia atau jenis kelamin Anda," ujar Ahli Jantung Pediatrik di Children's Healthcare of Atlanta, Matthew Oster, dalam presentasi tentang miokarditis sebelum rekomendasi CDC.

Dosis ketiga vaksin Pfizer tidak diizinkan atau direkomendasikan untuk anak-anak dengan gangguan kekebalan berusia lima tahun hingga 11 tahun. Selain itu, booster untuk penerima vaksin Moderna, Pfizer, atau Johnson & Johnson hanya untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih. Tidak ada anak di bawah umur yang memenuhi syarat untuk booster.

Jika anak berusia 12 tahun lebih dengan gangguan kekebalan kategori sedang atau parah, CDC merekomendasikan mereka harus mendapatkan dosis ketiga Pfizer. Moderna hanya diizinkan untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Contoh orang yang mengalami gangguan kekebalan, termasuk orang yang menerima pengobatan untuk kanker dalam darah atau tumor, penerima transplantasi organ, penerima transplantasi sel induk, orang dengan infeksi HIV yang tidak diobati atau lanjut, dan orang yang memakai obat yang dapat menekan respon imun

Sementara Pfizer tetap menjadi satu-satunya vaksin yang diizinkan untuk digunakan pada anak-anak berusia lima tahun ke atas, tetapi memvaksinasi kelompok usia ini masih dalam izin penggunaan darurat daripada persetujuan total. Ini karena bersama dengan faktor-faktor lain, persetujuan penuh FDA memerlukan data tentang bagaimana vaksin itu berlaku enam bulan.

"Jika anak memiliki riwayat anafilaksis atau alergi parah lainnya, maka waktu pengamatan setelah injeksi mungkin 30 menit, bukan 15," kata Spesialis Penyakit Menular di Rumah Sakit dan Klinik Stanford dan Rumah Sakit Anak Lucile Packard, Anne Liu. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler