Presiden Jokowi: Kedaulatan Bukan Berarti Menutup Diri

Untuk mendahului negara lain, Indonesia tidak mungkin menggunakan tangga yang sama.

ANTARA/BPMI-Rusman
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rep: Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan di tengah dunia yang semakin terbuka dengan interaksi dan disrupsi yang kian tinggi. Dia menegaskan, kedaulatan tidak bisa hanya dimaknai sebagai kemampuan mengusir penjajah, atau justru menutup diri dari dunia luar.

Baca Juga


"Nasionalisme kedaulatan bangsa menghadapi tantangan tantangan baru. Kedaulatan tidak bisa hanya dimaknai sebagai kemampuan mengusir penjajah. Kedaulatan bukan berarti memagari tidak ada pihak luar yang masuk ke Tanah Air kita. Kedaulatan bukan berarti menutup diri, tetapi kedaulatan adalah pemanfaatan maksimal untuk masyarakat bangsa dan negara," ujar Jokowi saat membuka Kongres DPP PA GMNI lewat kanal Youtube Sekretariat Presiden, di Jakarta, Senin (6/12).

Jokowi mengatakan, sebagai rumah besar kaum nasionalis dan kaum marhaenis, PA GMNI harus menjadi yang terdepan dalam merawat nasionalisme yang setia kepada Pancasila dan UUD 1945. Selain itu, juga selalu memperkuat persatuan dan kesatuan serta memperkokoh kedaulatan bangsa.

Menurut dia, dalam dunia yang semakin terbuka dengan interaksi antarnegara yang semakin tinggi, gelombang globalisasi tidak terhindarkan lagi. Bukan hanya mobilitas fisik antarnegara yang semakin tinggi atau mobilitas barang dan uang yang semakin mudah, tapi juga mobilitas gagasan dan mobilitas pengetahuan semakin tinggi melalui ranah digital.

"Konsekuensinya globalisasi melahirkan dunia yang hyper-kompetisi, dunia yang diwarnai kompetisi yang super ketat. Oleh karena itu satu pilar utama dalam menjaga kedaulatan adalah memenangkan kompetisi," jelas Jokowi.

Dia menekankan, Indonesia harus memenangkan kompetisi di dalam negeri sekaligus juga kompetisi di pasar global. Indonesia, menurut Jokowi, harus lebih unggul dari negara-negara lain, dan harus mampu mendahului negara lain dalam dunia yang semakin kompetitif sekarang ini.

Jokowi menegaskan, untuk bisa mendahului negara lain, Indonesia tidak mungkin menggunakan tangga yang sama seperti yang dipakai oleh negara-negara yang maju di saat yang lalu. Indonesia, sambung dia, harus melompat untuk bisa mendahului negara-negara maju.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
 
Berita Terpopuler