Pemkot Jakbar: Sawah di Kalideres Hasilkan 7,6 Ton Gabah

Hasil panen gabah di Jakbar dibagi dua, yakni untuk pemilik sawah dan buruh panen.

Dok Pemkot Jaktim
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan panen padi di area persawahan Cakung, Jakarta Timur (ilustrasi).
Rep: Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) memastikan sawah di kawasan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakbar menghasilkan gabah berkualitas bagus sebanyak 7,6 ton per hektare saat panen pada Desember 2021. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sawah menghasilkan gabah berkualitas bagus, salah satunya cuaca dan tanah.

Baca Juga


"Itu dari hasil ubinan itu mendapat 7,6 ton gabah per hektare. Kualitasnya lagi bagus-bagus," kata Kordinator Penyuluh Pertanian Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Jakbar, Wahyudi saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (7/12).

Wahyudi menuturkan, proses panen gabah sedang berlangsung pada beberapa bidang sawah yang mencapai total luas sekitar dua haktare itu. Proses panen pada seluruh bidang sawah diperkirakan Wahyudi akan selesai pada akhir Desember 2021. "Sekarang beberapa sedang panen. Perkiraan Desember sudah panen semua dengan kualitas bagus," tutur Wahyudi.

Nantinya, kata Wahyudi, hasil panen gabah tersebut dibagi dua, yakni untuk petani atau pemilik sawah dan buruh panen. "Kalau sawahnya luas, petani biasanya manggil buruh panen dari kampung, contohnya dari Indramayu," tuturnya.

Wahyudi mencontohkan, jika nantinya total panen gabah sebanyak enam ton, satu sampai dua ton diberikan kepada buruh tani sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Setelah pembagian selesai, gabah itu bisa langsung dijual ke pasar untuk selanjutnya diolah menjadi padi. Wahyudi berharap, selama Desember 2021, hujan besar tidak terjadi agar sawah tidak banjir dan merusak hasil panen.

Kepala Suku Dinas (Kasudin) Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakbar, Iwan Indriyanto, mendorong petani di wilayah Semanan untuk panen lebih guna mengantisipasi tingginya curah hujan di pertengahan Desember. "Ini yang kami takutkan. Jangan sampai hujan deras dan terjadi banjir, karena bisa gagal panen," kata Iwan, Senin (22/12).

Menurut Iwan, curah hujan dan cuaca tidak bisa dikendalikan manusia. Sehingga pihaknya berupaya mempercepat panen guna mengantisipasi hujan dengan intensitas lebih tinggi pada Desember. "Polanya adalah panen secara bertahap, tidak sekaligus, untuk meminimalisir potensi kerusakan akibat banjir," kata Iwan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler