AS Izinkan Penggunaan Obat Antibodi Covid-19 Buatan AstraZeneca

Obat antibodi buatan AstraZeneca digunakan untuk pencegahan Covid-19.

AP
Evusheld, obat antibodi Covid-19 buatan AstraZeneca, telah mendapat persetujuan dari FDA.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Badan pengawas dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) pada Rabu (8/12) mengatakan pihaknya telah mengizinkan penggunaan campuran antibodi buatan AstraZeneca untuk mencegah Covid-19 (profilaksis). Obat tersebut diizinkan digunakan bagi orang yang sistem imunitasnya lemah atau yang pernah mengalami dampak parah setelah disuntik vaksin Covid-19.

Baca Juga


Sementara vaksin bergantung pada sistem kekebalan yang utuh untuk dapat mengembangkan antibodi dan sel penangkal infeksi, obat yang dikembangkan AstraZeneca itu, Evusheld, mengandung antibodi buatan laboratorium. Antibodi buatan laboratorium tersebut dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan guna melawan virus jika infeksi terjadi.

"Vaksin sudah terbukti menjadi pertahanan terbaik yang tersedia untuk melawan Covid-19," kata Patrizia Cavazzoni, Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA.

FDA mengatakan bahwa penggunaan Evusheld bukan merupakan pengganti vaksin bagi orang-orang yang disarankan untuk menjalani vaksinasi Covid-19. Semanjur apa obat antibodi tersebut bagi kelompok target?

Pada akhir Oktober lalu, AstraZeneca mengumumkan bahwa koktail atau campuran obat antibodi eksperimentalnya, yakni tixagevimab dan cilgavimab, berhasil mengurangi kasus penyakit parah atau kematian pada pasien Covid-19 non-rawat inap. Kesimpulan itu didapat dari uji coba tahap akhir produsen obat asal Inggris tersebut.

Obat yang awalnya disebut AZD7442 dan kini diberi nama Evusheld itu mampu mengurangi risiko penyakit parah Covid-19 atau kematian sebanyak 50 persen pada pasien yang mengalami gejala selama tujuh hari atau kurang. Hasil itu memenuhi tujuan utama pengujian.

Tixagevimab dan cilgavimab didesain untuk menempel pada spike protein SARS-CoV-2 di dua lokasi berbeda. Dengan begitu, obat antibodi ini diharapkan dapat menghentikan virus masuk ke sel tubuh dan menyebabkan infeksi.

Mengingat kedua antibodi monoklonal tersebut menempel di di bagian protein yang berbeda, kombinasi keduanya dapat lebih efektif daripada hanya satu jenis saja. Evusheld diberikan melalui suntikan ke otot tubuh dengan dosis 150mg tixagevimab dan 150mg cilgavimab.

"Pemberian antibodi kami di awal (infeksi) mampu mengurangi potensi penyakit parah secara signifikan, dengan perlindungan berkelanjutan selama lebih dari enam bulan," kata Mene Pangalos, wakil presiden eksekutif R&D biofarmasi AstraZeneca.

AstraZeneca juga mengembangkan koktail tersebut sebagai terapi untuk melindungi orang-orang yang tidak memiliki respons imun yang cukup kuat terhadap vaksin Covid-19. Pada Oktober lalu mereka telah mengajukan izin penggunaan darurat kepada regulator AS agar produknya boleh digunakan sebagai obat pencegahan infeksi SARS-CoV-2.

sumber : Antara, Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler