Hasil Uji Klinis: Campuran Obat Antibodi AstraZeneca Manjur
Koktail antibodi AstraZeneca sukses obati Covid-19 dalam uji akhir.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Koktail atau campuran obat antibodi eksperimental AstraZeneca berhasil mengurangi kasus penyakit parah atau kematian pada pasien Covid-19 non-rawat inap. Hasil uji coba tahap akhir itu diungkap produsen obat asal Inggris tersebut, Senin.
Obat yang disebut AZD7442 itu mampu mengurangi risiko penyakit parah Covid-19 atau kematian sebanyak 50 persen pada pasien yang mengalami gejala selama tujuh hari atau kurang. Hasil itu memenuhi tujuan utama pengujian.
"Pemberian antibodi kami di awal (infeksi) mampu mengurangi potensi penyakit parah secara signifikan, dengan perlindungan berkelanjutan selama lebih dari enam bulan," kata Mene Pangalos, wakil presiden eksekutif R&D biofarmasi AstraZeneca.
Perusahaan itu akan membahas data tersebut bersama otoritas kesehatan. Hanya saja, Pangalos tidak memberi informasi lebih rinci.
AstraZeneca juga sedang mengembangkan koktail tersebut sebagai terapi untuk melindungi orang-orang yang tidak memiliki respons imun yang cukup kuat terhadap vaksin Covid-19. Pekan lalu mereka mengajukan izin penggunaan darurat kepada regulator AS agar produknya boleh digunakan sebagai obat pencegahan.
Pada September (24/9), panel Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan penggunaan koktail antibodi Covid-19 buatan Regeneron dan Roche untuk pasien Covid-19 yang berisiko tinggi. Koktail antibodi ini direkomendasikan bagi mereka yang mendapat perawatan di rumah sakit dan mereka yang sakit parah namun tak memiliki antibodi alami.
Koktail antibodi merupakan campuran cairan yang memiliki dua sumber antibodi. Perawatan dengan koktail antibodi itu telah mendapat izin untuk penggunaan darurat.
Eropa sedang meninjau terapi tersebut, sementara Inggris telah menyetujuinya Agustus lalu. Dalam pernyataan terpisah, WHO meminta Regeneron untuk menurunkan harga koktail tersebut dan mendistribusikannya secara adil di seluruh dunia, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
WHO juga mendesak kedua perusahaan untuk mentransfer teknologi pembuatan obat biosimilar (obat biologis yang dibuat mirip dengan obat aslinya). Terapi yang dikenal sebagai Ronapreve itu (REGEN-COV di AS) menghasilkan pendapatan yang besar bagi Regeneron. Regeneron mencatat penjualan REGEN-COV senilai 2,59 miliar dolar AS (Rp 36,9 triliun) pada kuartal kedua.
Regeneron akan memasok 1,4 juta dosis tambahan REGEN-COV kepada pemerintah AS pada 31 Januari 2022 dengan harga 2.100 dolar AS (Rp 29,9 juta) per dosis. Organisasi kemanusiaan medis internasional Medecins Sans Frontieres (MSF) menuntut kepastian akses yang terjangkau dan berkelanjutan ke obat-obatan yang menyelamatkan jiwa selama pandemi.
Pedoman WHO, yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ), didasarkan pada data dari penelitian di Inggris dan tiga uji coba lainnya yang belum ditinjau oleh rekan sejawat. Pada Juni, terapi yang menggunakan koktail antibodi Covid-19 Regeneron di Inggris mengurangi kasus kematian pada pasien rawat inap yang tidak memiliki sistem kekebalan tubuh terhadap virus corona.
Koktail yang pernah dipakai mantan Presiden AS Donald Trump itu menggunakan kombinasi casirivimab dan imdevimab dan didasarkan pada antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal merupakan protein buatan laboratorium yang meniru kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan patogen berbahaya seperti virus.