Fauci: Infeksi Omicron Hampir Pasti tak Lebih Parah dari Delta

Melihat indikasi awal, Fauci yakin omicron tak akan lebih parah daripada delta.

EPA-EFE/JIM LO SCALZO / POOL
Pakar penyakit menular AS dr Anthony Fauci menyebut indikasi awal menunjukkan infeksi varian omicron tidak akan lebih parah delta.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat, dr Anthony Fauci, mengatakan bahwa infeksi varian omicron dari virus penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2) berpotensi lebih ringan daripada varian delta. Hal itu terlihat dari indikasi awal.

Walaupun masih banyak hal yang belum diketahui tentang omicron, Fauci mengatakan bahwa "hampir pasti" itu tidak lebih parah" daripada varian delta. Hal tersebut disampaikan Fauci kepada AFP, dikutip dari Fox News, Kamis (9/12).

Fauci menyebut, omicron terindikasi tidak akan menimbulkan keparahan gejala Covid-19 lewat pengamatan kondisi beberapa kelompok di Afrika Selatan. Di sana, rasio antara jumlah infeksi dan jumlah rawat inap tampaknya lebih sedikit dibandingkan dengan delta.

Baca Juga


Fauci mencatat bahwa omicron menyerang populasi usia lebih muda dan cenderung dirawat di rumah sakit karena penyakit tersebut. Kasus omicron telah dikonfirmasi di setidaknya sembilan negara Afrika.

Sejak Rabu, 57 negara di seluruh dunia telah mengonfirmasikan kasus omicron. Sementara itu, beberapa pejabat negara juga melaporkan bahwa kasus awal tampaknya ringan.

Sebuah studi pendahuluan dari para ilmuwan di Afrika Selatan menunjukan, kasus harian strain omicron telah melonjak sejak pertengahan November. Studi menyatakan bahwa varian itu lebih mungkin menyebabkan infeksi ulang daripada varian sebelumnya.

Hanya saja, studi tersebut belum ditinjau oleh rekan sejawat pada saat dirilis di server pracetak. Fauci yang juga kepala National Institute of Allergy and Infectious Diseases menjelaskan bahwa omicron jelas sangat menular, namun varian delta masih menyumbang lebih dari 99 persen kasus di AS.

"Skenario terburuknya adalah tidak hanya sangat menular, tetapi juga menyebabkan penyakit parah dan kemudian muncul gelombang infeksi lain yang belum tentu merespons vaksin ataupun imun yang dihasilkan dari infeksi Covid-19 alami," kata Fauci.

Skenario terbaiknya adalah virus yang lebih menular tidak menyebabkan penyakit parah. Akan tetapi, tetap diperlukan waktu dan kasus tambahan untuk menentukan tingkat keparahan. Tidak ada yang tahu bagaimana ke depannya, meskipun Fauci melihat kecil kemungkinan itu akan terjadi.

Fauci juga mengatakan bahwa percobaan laboratorium lebih lanjut yang menguji potensi antibodi dari vaksin Covid-19 saat ini terhadap omicron diharapkan keluar dalam beberapa hari mendatang. Sementara itu, Pfizer -BioNTech mengklaim bahwa mereka menawarkan perlindungan yang lebih kuat dengan suntikan booster-nya.

 

Gejala Ringan tak Lazim Pasien Omicron - (Infografis Republika.co.id)

CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan bahwa dosis ketiga akan cukup untuk "mempertahankan perlindungan" terhadap omicron. Hal ini karena masih ada "nilai luar biasa" bagi mereka yang hanya mendapatkan satu atau dua dosis vaksin.

"Ada nilai yang luar biasa dibandingkan jika Anda hanya memiliki satu atau jika tidak memilikinya. Nilai yang luar biasa. Itu mungkin tidak cukup untuk dirinya sendiri, tetapi kami menunggu untuk melihatnya," kata Bourla, dalam acara TV Today yang tayang di NBC.

Bourla menyebutkan, orang yang memenuhi syarat sudah mulai bisa mendapatkan booster. Kendati demikian, mendapatkan vaksin dua kali pun sudah jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

"Suntikan ketiga lebih cepat dan itu adalah sesuatu yang dipertimbangkan dengan sangat hati-hati dari sebuah rekomendasi. Tapi, jelas, dua dosis dapat melindungi jauh lebih baik daripada tidak sama sekali," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler