KSP Imbau Masyarakat Tetap Waspada Gelombang Ketiga Covid-19
'Pemerintah tidak ingin menakut-nakuti, tapi meningkatkan kewaspadaan.'
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Staf Presiden (KSP) mengimbau semua masyarakat tidak terlena dengan semakin terkendalinya situasi COVID-19, karena masih adanya ancaman gelombang ketiga terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. "Pemerintah tidak ingin menakut-nakuti, tapi meningkatkan kewaspadaan,” kata Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo dalam acara KSP Mendengar di Salatiga, Jawa Tengah, sebagaimana siaran pers yang diterima, di Jakarta, Sabtu (11/12).
“Pemerintah mempelajari kasus yang telah ada dari berbagai negara lain yang terkena lebih dahulu dan kita tidak ingin kondisi pontang-panting terjadi lagi di Indonesia," kata Abraham.
Kepada 68 perwakilan organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, dan organisasi kepemudaan Kota Salatiga yang hadir dalam forum KSP Mendengar tersebut, Abraham juga mendorong peningkatan kembali kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk menangkal gelombang ketiga. "Kondisi menjelang Natal dan Tahun Baru sangat dinamis, banyak perubahan yang membuat Pemerintah pun harus menyesuaikan kebijakan. Di sini, kami hadir untuk mendengar masukan dari masyarakat. Sebagaimana disampaikan Presiden, pandangan masyarakat harus didengarkan karena Indonesia tidak mungkin bisa berhasil melawan pandemi tanpa dukungan masyarakat," lanjutnya.
KSP dalam menjalankan fungsinya untuk pengelolaan strategi komunikasi politik dan diseminasi informasi, termasuk penyampaian analisis data dan informasi strategis dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan, melaksanakan kegiatan reguler KSP Mendengar di daerah-daerah. Kegiatan KSP Mendengar kali ini diselenggarakan untuk menampung aspirasi masyarakat di Salatiga, Jawa Tengah.
Salatiga adalah kota yang menjadi contoh dalam pengendalian gas dan rem COVID-19. Namun, kota ini sempat diguncang oleh penemuan klaster di salah satu Sekolah Dasar (SD) dengan belasan guru dan pelajar dinyatakan terpapar COVID-19 pekan lalu.
Pemerintah Kota Salatiga pun memutuskan untuk menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sekolah tersebut. "Kita sudah tiga bulan mencatatkan kematian 0 akibat COVID-19, begitu juga dengan kasus baru. Salatiga terkenal cepat mencari kontak erat. Namun, perlu diakui masih banyak masyarakat yang tidak mau diperiksa meski kontak erat dengan pasien COVID-19," tutur Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga Siti Zuraidah.