Booster Disebut Berikan Perlindungan 75 Persen dari Omicron
Data menunjukkan risiko berkurang secara signifikan setelah vaksin booster
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menurut United Kingdom's Health Security Agency (UKHSA), Suntikan vaksin booster Covid-19 memberikan perlindungan sekitar 70 hingga 75 persen terhadap penyakit ringan dari varian Omicron baru. Hal ini berdasar temuan awal dari studi dunia nyata.
Temuan yang dirilis pada Jumat (10/12), merupakan beberapa data paling awal tentang perlindungan terhadap Omicron di luar studi laboratorium. Ini telah menunjukkan penurunan aktivitas penetralan terhadap Omicron.
Data awal menunjukkan, sementara Omicron dapat sangat mengurangi perlindungan terhadap penyakit ringan dari vaksinasi dua dosis awal, booster memulihkan perlindungan sampai batas tertentu.
"Perkiraan awal ini harus diperlakukan dengan hati-hati tetapi mereka menunjukkan bahwa beberapa bulan setelah suntikan kedua, ada risiko lebih besar terkena varian Omicron dibandingkan dengan strain Delta," kata Kepala imunisasi di UKHSA, Mary Ramsay dilansir dari laman Aljazirah pada Sebtu (11/12).
"Data menunjukkan risiko ini berkurang secara signifikan setelah vaksin booster, jadi saya mendorong semua orang untuk mengambil booster mereka saat memenuhi syarat," lanjutnya.
Adapun dalam analisis terhadap 581 orang dengan Omicron yang dikonfirmasi, dua dosis vaksin AstraZeneca dan Pfizer-BioNTech memberikan tingkat perlindungan yang jauh lebih rendah terhadap infeksi simtomatik.
Kendati demikan, ketika ditingkatkan dengan dosis vaksin Pfizer, ada sekitar 70 persen perlindungan terhadap infeksi simtomatik bagi orang yang awalnya menerima AstraZeneca, dan sekitar 75 persen perlindungan bagi mereka yang menerima Pfizer. Hal itu dibandingkan dengan perkiraan perlindungan terhadap infeksi dari Delta setelah booster sekitar 90 persen.
Badan tersebut juga mengatakan para ilmuwan tidak mengetahui seberapa efektif vaksin tersebut dalam mencegah penyakit parah pada orang yang terpapar varian tersebut. Meskipun ini diharapkan secara signifikan lebih tinggi daripada perlindungan terhadap infeksi ringan.
Sementara pada Kamis (9/12), Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan keprihatinan bahwa negara-negara kaya yang ketakutan dengan munculnya varian Omicron dapat meningkatkan penimbunan vaksin Covid-19, dan membebani pasokan global lagi. Ini disebut dapat memperumit upaya untuk memberantas pandemi.
Badan kesehatan PBB ini menegaskan kembali nasihatnya kepada pemerintah terhadap meluasnya penggunaan booster dalam populasi mereka. Negara-negara yang memiliki persediaan diminta untuk dapat mengirim dosis ke negara-negara berpenghasilan rendah.