ASN Majene Diajak Berzakat Melalui Baznas
Zakat, infak, dan sedekah akan mampu mengentaskan kemiskinan.
REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Sekretaris Daerah Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, Ardiansyah, mengajak kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat di daerah itu agar menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui lembaga resmi yaitu Badan Amil Zakat (Baznas) setempat.
"Selain menjadi rukun Islam yang ketiga, keterlibatan Baznas menjadi hal yang penting dan strategis bagi Pemerintah daerah," kata Ardiansyah, Ahad (12/12).
Hal itu disampaikan Ardiansyah pada sosialisasi Instruksi Bupati Majene Nomor 3 tahun 2021 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat dan Infaq bagi Aparatur Sipil Negara/karyawan BUMD lingkup Pemerintah Kabupaten Majene.
"Apalagi , jika dikaitkan dengan jumlah penduduk miskin di Majene yang masih berkisar 24 ribu jiwa atau 13,79 persen," tambahnya.
Walaupun jumlahnya setiap tahun berkurang, tapi Ardiansyah mengakui, penanganan persoalan penduduk miskin masih lambat. Sedangkan untuk mengandalkan APBD, tidak akan mampu. Sehingga menurutnya, perlu akselerasi pendekatan komprehensif berdasarkan akidah Islam.
"Mengentaskan kemiskinan melalui gerakan kesalehan sosial yaitu zakat, infaq dan sedekah yang juga sesuai dengan konsep religius dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Majene," ujarnya.
Ia percaya, gerakan membayar zakat, infak, dan sedekah akan mampu membantu persoalan kemiskinan. Angka 13,7 persen akan turun hingga ke satu digit kalau semua pihak terlibat justru.
"Hati akan merasa kaya, karena kita bisa memberi," ungkap Ardiansyah.
Ia juga berharap, kepengurusan Baznas Majene akan berjalan sukses dan secara transparan termasuk penyaluran yang tepat sasaran.
Sementara, Ketua Baznas Majene KH Saukaddin Gani menyampaikan, selama lima tahun, yakni sejak 2017-2021, Baznas berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan tupoksinya. Yaitu sebagai mitra pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan upaya mengentaskan kemiskinan.
"Hanya saja, dari potensi zakat ASN untuk 4.200 orang masih belum mencapai target, atau hanya 50 persen dari yang direncanakan," ungkap KH Saukaddin Gani.
Ada beberapa faktor capaian target itu tidak terpenuhi. Di antaranya, belum ada kesadaran para muzakki untuk menyalurkan zakatnya di Baznas serta adanya anggapan masyarakat yang menyamakan sedekah dan infak adalah bagian dari zakat. "Kondisi pandemi Covid-19 juga sangat mempengaruhi," jelas KH Saukaddin Gani.