Ironi Kuis Natal Boris Johnson dan Gelombang Omicron Inggris

Foto Boris Johnson merayakan Natal bocor kala Inggris berjibaku dengan varian Omicron

AP/Alastair Grant
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meninggalkan Downing Street 10, di London, Selasa, 24 Agustus 2021. Foto Boris Johnson merayakan Natal bocor kala Inggris berjibaku dengan varian Omicron. Ilustrasi.
Rep: Fergi Nadira Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mendapat kecaman di negaranya karena diduga melanggar aturan Covid-19 yang dibuatnya sendiri. Sebuah foto Johnson menjadi tuan rumah pesta kuis Natal di kediamannya di Downing Street No.10 tahun lalu yang diterbitkan oleh Sunday Mirror, diduga melanggar pembatasan Covid-19 Inggris.

Foto tersebut diduga diambil ketika London berada di bawah pembatasan level 2 Covid-19 Desember tahun lalu. Aturan saat itu yakni mencegah perkumpulan antara keluarga atau rumah tangga yang berbeda rumah.

Di bawah aturan Tingkat 2 kala itu, orang di Inggris tidak diizinkan bersosialisasi di dalam ruangan dengan siapa pun di luar rumah tangga mereka atau sejawatnya. Sedangkan aturan untuk enam orang diterapkan untuk bersosialisasi di luar ruangan.

Menteri Pendidikan Johnson, Nadhim Zahawi, membela perdana menteri setelah foto baru itu bocor. Menurutnya, acara tersebut dilakukan secara virtual dan hal itu wajar karena PM bekerja berjam-jam untuk melewati pandemi.

"Apa yang kami lihat di gambar itu? Kami melihat seorang perdana menteri pada malam kuis virtual selama 10 hingga 15 menit untuk berterima kasih kepada stafnya yang tidak punya pilihan selain datang setiap hari," kata Zahawi seperti dikutip laman Euro News, Senin (13/12). Dia juga mengatakan PM menghormati aturan karantina wilayah.

Baca Juga


Namun fakta di lapangan menunjukkan saat pertemuan di Downing Street itu, puluhan juta rakyat Inggris dilarang bertemu orang-orang terdekat mereka untuk merayakan Natal. Ketika itu kerabat tidak bisa mengucapkan salam terakhir pada pasien yang sudah meninggal.

Namun pihak lain mengatakan foto itu menunjukkan aturan tahun lalu tidak diikuti di tingkat tertinggi. "Setiap anggota masyarakat akan dengan tepat menuntut agar politisi tidak hanya mematuhi aturan yang mereka terapkan pada orang lain tetapi mereka terlihat mematuhi semangat mereka dan cukup jelas sekarang bahwa itu belum terjadi dan itu posisi yang sangat buruk," kata anggota parlemen Konservatif Steve Baker di Sky News.

Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, mengatakan sepertinya Johnson melanggar aturan di foto tetapi dugaan insiden itu perlu dikonfirmasi. "Tampaknya, kita harus melihat ke dalamnya tetapi sangat sulit untuk melihat bagaimana itu mematuhi aturan," kata Starmer tentang gambar yang diterbitkan oleh Sunday Mirror.

Pekan lalu, Johnson mendapat kecaman ketika sebuah video bocor dari seorang juru bicara yang bergurau tentang pertemuan Natal di Downing Street ketika ia berlatih untuk konferensi pers. Dia kemudian mengundurkan diri karena video tersebut.

"Saya mengerti dan berbagi kemarahan di seluruh negeri pada staf yang tampaknya meremehkan aturan karantina wilayah," kata Johnson kepada anggota parlemen pekan lalu.

"Saya juga sangat marah melihat video itu. Saya meminta maaf tanpa syarat atas pelanggaran yang telah terjadi di seluruh negeri dan saya minta maaf atas kesan yang diberikannya," ujarnya menambahkan.

Johnson mengatakan dia telah memerintahkan pegawai negeri terkemuka Inggris, Simon Case, untuk menyelidiki kasus pelanggaran aturan Covid-19. Dia juga mengatakan siapa pun yang ditemukan melanggar aturan akan ditindak.

Larang Perjalanan ke Inggris

Video pesta Natal di rumah Boris Johnson muncul tepat saat Inggris kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19. Israel pada Ahad (12/12) mengumumkan menambahkan Inggris dan Denmark ke daftar merah negara-negara yang dilarang dikunjungi oleh warga Israel atas kekhawatiran penyebaran virus corona varian Omicron.

Reuters melaporkan larangan perjalanan ke Inggris dan Denmark itu akan berlaku mulai Rabu (15/12). Demikian kata Sharon Alroy-Preis, Direktur badan kesehatan masyarakat Israel, saat konferensi pers.

Inggris mengatakan pada Senin (13/12) bahwa varian virus corona Omicron menyebar pada "tingkat fenomenal" dan sekarang menyumbang sekitar 40 persen dari infeksi di London, sehingga orang harus mendapatkan suntikan penguat karena vaksinasi ganda masih rentan.

Sejak kasus Omicron pertama terdeteksi pada 27 November di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson telah memberlakukan pembatasan yang lebih ketat dan mengatakan kepada negara itu pada Ahad bahwa "gelombang pasang" Omicron akan datang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler