Vaksinasi Anak Usia 6-11 Sebagai Mata Rantai Herd Immunity
Lewa vaksinasi anak usia 6-11 Indonesia diharapkan segera mencapai herd immunity.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Zainur Mashir Ramadhan, Antara
Tangis para murid SDN Pondok Bambu 02, Duren Sawit, Jakarta Timur menjadi penanda dimulainya vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia 6- 12 tahun, Selasa (14/12). Untuk menenangkan mereka, petugas kesehatan menyediakan hadiah balon bagi anak-anak yang mau divaksin.
"Saya senang anak saya dapat vaksin biar bisa cepat masuk sekolah karena kadang kalau di rumah anak-anak suka malas," kata salah satu orang tua, Lia.
Lia mengatakan, bahwa persyaratan yang dibutuhkan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 bagi anaknya hanya membawa kartu keluarga dan kartu identitas anak (KIA). "Ini vaksin dosis pertama jenis Sinovac. Untuk dosis kedua rencananya tanggal 11 Januari 2022," ujar Lia.
Salah seorang orang tua siswa lainnya, Nurul, mengatakan, bahwa pemberian vaksinasi bagi anak tak berbeda jauh dengan orang dewasa. Dia mengatakan, pertama-tama setelah melakukan pendaftaran anaknya diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.Setelah dinyatakan sehat dan menerima vaksin Covid-19, selanjutnya dilakukan observasi untuk mengetahui kondisi kesehatan setelah pemberian vaksin.
"Alhamdulillah anak saya dapat vaksin. Tadi anaknya senang, tidak takut," ujar Nurul.
Kegiatan vaksinasi usia anak di SDN Cempaka Putih Timur 03, Jakarta Pusat juga dipantau langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Selain Anies, sejumlah pejabat lainnya turut hadir, antara lain Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Febrie Adriansyah dan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti.
"Ini kamu badannya besar. Yang kuat ya," kata Anies seraya memberi semangat salah satu murid SDN Cempaka Putih Timur Jakarta.
Anies mengatakan, pihaknya menargetkan setidaknya ada 10 ribu anak yang divaksinasi dosis pertama.
“Pada hari ini di Jakarta ada sekitar 10 ribu anak usia 6-11 tahun yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama,” kata Anies kepada awak media, saat ditemui di lokasi, Selasa (14/12).
Menurut Anies, ada sekitar 1,1 juta anak usia 6-11 tahun di DKI Jakarta. Dia menegaskan jika jumlah itu akan divaksinasi secara bertahap di berbagai fasilitas kesehatan (faskes) dan sentra vaksinasi di berbagai lokasi.
“Kami mengajak para orang tua untuk menyegerakan dan mengajak anak-anaknya yang berusia 6-11 tahun untuk segera mendatangi faskes yang ada,” tutur dia.
In Picture: Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun Dimulai Hari Ini
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, vaksinasi anak 6-11 tahun yang dimulai Selasa (14/12) hari ini dilaksanakan di 115 kabupaten kota di 19 provinsi. Dengan kriteria kabupaten kota tersebut sudah mencapai 70 persen vaksinasi dosis pertama dan 60 persen untuk vaksinasi lansia.
"Dengan kedua syarat tersebut, vaksinasi anak baru bisa dilakukan, " kata Dante di SDN 03 Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (14/12).
Berdasarkan rekapitulasi data yang dimiliki Kementerian Kesehatan RI, secara nasional kebutuhan akan vaksinasi untuk anak-anak usia 6-11 tahun sebanyak 26,7 juta anak. Sehingga, bila dua kali vaksinasi maka membutuhkan sekitar 58 juta dosis vaksin.
"Ditambah dengan anak-anak yang usianya kemarin 11 sekarang sudah 12 kira-kira akan ada 9,9 juta dosis. Dan ini sudah kita antisipasi dan sudah siapkan. Sekarang kita sudah tersedia 6,4 juta dosis vaksin," terang Dante.
Dante menambahkan, bedasarkan rekomendasi ITAGI dan EUA BPOM, maka vaksin yang digunakan untuk anak-anak adalah vaksin Sinovac. "Mudah-mudahan dengan adanya vaksinasi ini maka anak-anak dapat lebih sehat, lebih terjamin untuk tidak terkena infeksi Covid-19 ketika mereka melakukan kegiatan belajar mengajar secara langsung di sekolah," ujar Dante.
Penyuntikan vaksin dilakukan dengan intramuskular atau injeksi ke dalam otot tubuh di bagian lengan atas dengan dosis 0,5 mili. Vaksinasi diberikan sebanyak 2 kali dengan interval minimal 28 hari. Sebelum pelaksana vaksinasi harus dilakukan skrining dengan menggunakan format standar oleh petugas vaksinasi.
Tempat pelaksanaan vaksinasi bisa dilakukan di Puskesmas, rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya baik pemerintah maupun swasta termasuk pos-pos pelayanan vaksinasi, dan sentra vaksinasi. Termasuk pos pelayanan vaksinasi di sekolah atau satuan pendidikan lainnya, atau lembaga kesejahteraan sosial anak seperti panti asuhan.
Di SDN 01 Depok, Jawa Barat, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy ikut menyaksikan langsung vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun. Tak sekadar menyaksikan, Menko PMK juga turut memberikan semangat kepada anak-anak yang akan divaksinasi Covid-19.
“Vaksinasi ini penting karena anak merupakan mata rantai dari herd immunity. Karena kalau anak-anak ini sudah divaksin, terlindungi, maka kakek neneknya, yang dekat dengan yang bersangkutan, yang usia lanjut juga lebih aman. Apalagi kalau kakek neneknya itu sudah divaksin tentu saja jauh lebih aman,” tegas Muhadjir.
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, pemerintah mengharapkan kekebalan bersama dapat dicapai usai seiring pemenuhan target cakupan vaksinasi Covid-19 lengkap 70 persen pada akhir 2021.
"Kita tetap upayakan untuk bisa mencapai target vaksinasi sesuai rencana. Karena kita berharap ada kekebalan bersama," kata Nadia saat dihubungi di Jakarta, Jumat pekan lalu.
Per 9 Desember 2021, masyarakat Indonesia yang sudah divaksinasi lengkap sebanyak 101.435.621 orang atau telah mencapai 48,70 persen dari total sasaran sebanyak 208.265.720 jiwa. Sedangkan jumlah masyarakat yang telah divaksinasi dosis pertama sebanyak 144.167.156 orang atau 69,46 persen.
Nadia juga mengatakan sebelumnya bahwa risiko apabila tidak tercapainya target sasaran vaksinasi akan menyebabkan tidak terbentuknya kekebalan kelompok. Untuk daerah-daerah yang sasaran vaksinasi belum mencapai target akan menyebabkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB) atau meningkatnya jumlah kasus.
Sementara untuk daerah yang cakupan vaksinasi telah mencapai 100 persen atau minimal 70 persen, maka penanganan pandeminya akan lebih baik. "Proses terjadinya situasi pandemi menjadi endemi itu sudah terjadi, bahkan kasusnya juga akan sangat kecil dan akan sangat turun penularannya pada daerah-daerah itu," kata dia.